Lombok Barat (Inside Lombok) – Bertahun-tahun lamanya warga Meang, Desa Buwun Mas, Sekotong disiksa oleh jalan rusak parah yang membuat mereka kesulitan mengakses layanan kesehatan dan pendidikan. Menyuarakan asa mereka, puluhan pemuda dan mahasiswa Lombok Barat, termasuk warga Meang mendatangi kantor Bupati Lobar, Kamis (23/1), dan menggelar aksi bakar keranda sebagai bagian dari unjuk rasa mereka.
Para peserta aksi pun diizinkan masuk ke area Kantor Bupati Lobar, dan menyampaikan tuntutan mereka secara langsung di hadapan Plt Asisten I Setda Lobar, Sekdis Dinas Kesehatan, dan Kadis serta Sekdis PU-TR Lobar. “Kami sedang berjuang kuliah di Mataram, tapi sekali 6 bulan kita pulang, kenapa akses jalan kita tetap tidak ada?” keluh Lukman, salah seorang massa aksi yang berasal dari Meang, Kamis (23/01/2025).
Diceritakan, ketika harus pergi berobat warga Meang hanya bisa ditandu menggunakan sebilah bambu dan kain. Belum lagi perjuangan ibu-ibu hamil yang ada di sana, yang harus ditandu melewati sekitar 7 kilometer jalan rusak berlumpur saat membutuhkan akses layanan kesehatan. Bahkan sudah ada kasus kematian bayi karena ibunya melahirkan di jalan, dan yang terbaru seorang ibu kembali harus ditandu saat pulang dari puskesmas setelah melahirkan.
Soal pendidikan pun warga mulai khawatir. Ketika musim hujan, rata-rata guru yang bertugas mengajar di Meang bahkan tidak masuk lantaran tersiksa oleh akses jalan tersebut. “Kalau musim hujan, tidak semua guru masuk mengajar. Lalu kemudian bagaimana nasib kita anak bangsa ini?” tanyanya.
Peserta aksi lainnya, Fauzi pun menegaskan kurangnya infrastruktur yang memadai di Meang ini bisa mengancam nyawa warga. “Benar adanya kami di Meang tidak punya akses jalan, dan kondisi ini mengancam nyawa warga kita. Ini sudah kali keduanya terjadi, ada ibu yang melahirkan di tengah jalan sampai mengorbankan nyawa anaknya,” bebernya.
Karenanya, pemerintah ditegaskan seharusnya memenuhi hak masyarakat Meang untuk mendapatkan akses jalan, akses layanan kesehatan dan pendidikan yang layak. “Yang namanya hak, ini hak asasi. Kita tidak perlu hanya melihat apakah itu jalan kabupaten, apakah itu jalan desa, yang namanya hak tetap harus dipenuhi,” tegasnya.
Pemda Lobar pun diminta memberi atensi khusus untuk realisasi pembangunan jalan itu, agar warga dan anak-anak di Meang bisa memperoleh hak yang sama seperti warga Lobar lainnya. “Sekolah di Meang itu sekolah negeri, tapi gurunya tidak ada, fasilitasnya tidak ada, kenapa? Karena jalannya tidak ada,” ketusnya.
Ada tiga poin yang menjadi tuntutan peserta aksi. Antara lain agar pemda segera memperbaiki akses jalan sepanjang kurang lebih 7 kilometer yang dirasa sudah begitu menyiksa masyarakat Meang; warga juga berharap agar dibangunkan fasilitas kesehatan yang dekat dengan pemukiman mereka; serta meminta agar ada ambulance sebagai fasilitas pendukung untuk membantu warga mengakses layanan kesehatan lebih cepat.
Sementara itu, Kadis PU-TR Lobar, Lalu Winengan berjanji untuk mempertemukan para pengunjuk rasa dengan Pj Bupati pekan depan. Agar mereka bisa menyampaikan secara langsung segala keluh kesah dan harapan mereka di hadapan pimpinan tertinggi Pemda Lobar itu. (yud)