Mataram (Inside Lombok) – Sampah yang dibuang ke TPA Kebon Kongok Lombok Barat per Juli lalu sudah harus terpilah. Keterlibatan anak-anak hingga remaja sangat dibutuhkan untuk mewujudkan terlaksananya aturan itu, sehingga pemilahan sampah dan program Zero Waste benar-benar berjalan.
Hal itu salah satunya menggerakkan VIBE CENTER Indonesia, yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Dikbud NTB didukung oleh STAPALA Jakarta merealisasikan sebuah program bersama yaitu Youth Trash Agent of Change.
CEO VIBE Center Indonesia, Martina Susanti mengatakan program ini merupakan kilas balik bagaimana bangsa yang besar ini mengelola sampah, juga termasuk bagaimana anak-anak dan pemuda dilibatkan ataupun terlibat langsung dalam gerakan “reformasi sampah”.
“Sudah saatnya mindset tentang sampah dibongkar sampai ke akarnya. Namun dijawab secara apik, segar, dan visioner. Apalagi jika kendalinya mulai diserahkan pada mereka yang muda, yang penuh gairah visioner, out of box, bertekad kuat dengan talenta tajam dan varian. Rasanya sampah di tangan generasi milenial seakan – akan mampu menjadi sebuah citarasa heroik yang baru,” katanya.
Ia menerangkan, kegiatan Youth Trash Agent of Change yang digelar yaitu seperti improving better knowledge (IBK) ini. Kegiatan ini berupa tahapan awal untuk menentukan sikap dan tindakan untuk menjawab persoalan sampah. Adapun kegiatan di level ini bernama Workshop Trash Competition (WTC).
“Ini nanti ada kegiatan workshop outbound game dan lomba – lomba mengenal sampah melalui kegiatan mewarnai, menggambar, fotografi, cipta musik kreatif, cipta film pendek untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA hingga jenjang mahasiswa dengan tema “Pemuda dan Anak – anak adalah Pahlawan untuk Sampah di Bumi,” kata Santi sapaan akrabnya.
Kegiatan yang dilakukan juga seperti Building Awareness yaitu membangun kesadaran akan keberadaan sampah. “Kita ada Trash Ambassador Camp (TAC) dan dilakukan melalui metodologi ground fun camp,” ucapnya.
Pada kegiatan tersebut kata Santi, akan disampaikan terkait banyaknya macam dan jenis sampah. Selain mengenal jenis sampah juga akan dijelaskan cara mengolah sampah-sampah tersebut akan bisa memiliki nilai ekonomi.
“Nanti ada teori 3R (Recycle, Reduce, Reuse). Teori ini untuk pengembangan wawasan tekhnik – tekhnik manajemen sampah agar kemudian jumlahnya berkurang dan menjadi lebih bermanfaat,” katanya.
Ia mengatakan, VIBE dan STAPALA akan memastikan bahwa peserta memiliki tambahan referensi terkait inovasi apa saja yang sudah dilakukan banyak komunitas di Indonesia. Hal ini untuk memastikan inovasi yang dilakukan dalam mengelola sampah dan seberapa berhasil serta manfaatnya.
“Kita juga akan memperkenalkan berbagai pendekatan yang sering kita dipakai dalam kerja – kerja pendampingan dan penguatan anak dan pemuda. Seperti Personal Building Empowerment (PBE) dan Based Strength Asset (BSA – AI). Kegiatan terakhir kita itu nanti Creating Youth As Agent Of Change (Cyaoc),” ungkapnya. (azm)