Lombok Tengah (Inside Lombok)- Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB mengingatkan pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait bahwa anak- anak yang ada di desa Kuta, khususnya yang berjualan asongan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika rentan pada kasus kekerasan anak.
“Di banyak negara dan tempat wisata, kalau ada anak- anak dan berjualan asongan seperti di kawasan Mandalika maka potensi eksploitasi seksual anak akan sangat besar,”kata Ketua LPA NTB, Joko Jumadi di Praya.
Salah satu dampak dari sektor pariwisata adalah kekerasan seksual anak. Apalagi, anak-anak yang bekerja di KEK Mandalika tanpa pengawasan dari orang tua. Sehingga potensi mereka menjadi korban kekerasan seksual sangat besar.
“Ingat kasus ini pernah terjadi di Senggigi beberapa tahun lalu waktu pariwisata Senggigi booming. Di Bali juga seperti itu. Jangan sampai KEK Mandalika ini kemudian akan terulang kejadian yang sama,”tandasnya.
Pelaku kekerasan seksual ini, bisa dari wisatawan yang datang maupun warga lokal. Oleh sebab itu, perlu dilakukan antisipasi segera agar hal yang dikhawatirkan ini tidak terjadi.
Beberapa lembaga seperti Gagas Fondation sudah turun untuk melakukan pendekatan kepada orang tua dan juga anak-anak, agar tidak lagi berjualan asongan.
Mereka juga diberitahu terkait risiko yang bisa muncul kalau tetap melakukan aktifitasnya tersebut. Akan tetapi, peran pemerintah di sini lebih diperlukan. Termasuk PT Indonesia Tourism Development (ITDC) selaku pengelola KEK Mandalika.
“Saya sudah sampaikan kepada teman-teman di ITDC bahwa perkembangan pariwisata juga harus diikuti dengan penyiapan SDM nya. Apalagi di Mandalika sampai saat ini banyak anak-anak yang jualan,”katanya.
Pencegahan terhadap eksploitasi seksual anak harus dilakukan sejak awal. Jangan sampai menunggu wisatawan ramai berkunjung dulu baru melakukan langkah-langkah antisipasi.
ITDC dan Pemda, lanjutnya, tidak boleh hanya melakukan pembangunan fisik saja. Namun juga mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di objek wisata dunia tersebut. Sehingga masyarakat siap dan mengetahui bagaimana menyambut wisatawan yang akan datang.
“Dan mengantisipasi dampak yang bisa timbul,”katanya.