31.5 C
Mataram
Selasa, 17 September 2024
BerandaBerita UtamaLPA Kembali Soroti Kemunculan Jasa Sewa Pacar Online di Mataram

LPA Kembali Soroti Kemunculan Jasa Sewa Pacar Online di Mataram

Mataram (Inside Lombok) – Penyedia jasa sewa pacar online kembali muncul di Pulau Lombok. Bahkan jasa sewa pacar online ini viral di media sosial dan dipromosikan langsung oleh akun penyedianya, baik di Instagram maupun di TikTok.

Jenis usaha ini pun menjadi sorotan, lantaran dianggap masih tabu di tengah masyarakat, dan dikhawatirkan menjurus ke arah prostitusi. Lewat penelusuran Inside Lombok atas akun Instagram “Jasa Sewa Pacar Lombok” misalnya, seseorang bisa menyewa jasa pacar, baik laki-laki maupun perempuan, dengan talent yang berusia 18 – 25 tahun. Para talent itu pun berstatus mulai dari mahasiswa sampai pekerja.

“Saya cukup menyayangkan akun-akun seperti ini (muncul, Red). Meskipun hal ini bukan merupakan tindak pidana, namun hal-hal seperti ini belum bisa sepenuhnya diterima oleh masyarakat kita di Pulau Lombok,” ujar Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, Joko Jumadi, Rabu (7/8).

Di akun penyedia jasa, tarif untuk menyewa pacar memang tidak ditampilkan. Mereka yang hendak memakai jasa sewa pacar diminta mengisi link google form. Informasi yang diberikan hanya seputar usia, pekerjaan, dan hal yang disukai dan tidak disukai oleh talent. Jasa yang disediakan di antaranya seperti pacar online atau offline untuk berkirim pesan, panggilan video, telepon, curhat, diskusi, sampai teman jalan.

- Advertisement -

Kemunculan bisnis sewa pacar ini bukan yang pertama di Pulau Lombok. Beberapa lalu sempat heboh juga pola bisnis serupa di Instagram dengan akun seconddate_mataram, meski akun tersebut kini sudah tidak aktif. “Yang jelas resiko kerentanan bisnis ini sangat besar, sangat rawan untuk terjadinya persoalan-persoalan lain. Bisa ke kekerasan seksual bahkan bisa saja nanti akan menjurus ke prostitusi,” ungkap Joko.

Dikatakan, upaya untuk menghentikan bisnis ini harus secara sukarela dari para pelaku. Dalam hal ini penghentiannya harus menggunakan pendekatan edukasi personal dan tidak menggunakan cara-cara represif. Kemudian pendekatan secara personal dan dari hati ke hati bisa dicoba agar para talent menghentikan kegiatannya. “Betul perlu pencegahannya agar tidak ada muncul lagi. Sejauh ini belum ada pencegahan secara khusus. Saya coba atensi khusus untuk edukasi ke akun tersebut,” imbuhnya. (dpi)

- Advertisement -


Berita Populer