Lombok Timur (Inside Lombok) – Monumen Gedung Juang Mahasiswa dan Pemuda yang dipinjam pakai oleh Pemda Lombok Timur (Lotim) kepada pihak Bank NTB Syariah menuai pro kontra. Namun, pihak DPRD mengatakan itu sebuah persoalan kecil yang tidak semestinya diributkan.
Ketua DPRD Lotim, Murnan mengatakan, masalah yang besar itu ada pada pemberdayaan pemuda. Untuk masalah pinjam pakai gedung ia menganggap itu sebagian dari persiapan kecil yang tidak semestinya diributkan.
“Ini kan masih pandemi juga, otomatis pertemuan juga dibatasi. Jika memang pinjam pakai gedung tersebut menjadi keluhan pemuda, maka pemda berhak mencarikan solusi,” jelasnya kepada Inside Lombok di Kantor DPRD Lotim, Selasa (19/01/2021) lalu.
Dikatakannya, pihak Pemda Lotim juga sudah mencarikan tempat alternatif untuk menjadi gedung sementara Bank NTB Syariah. Akan tetapi, karena bank merupakan tempat pelayanan otomatis membutuhkan ruang yang cukup besar.
Sedangkan, pihak Pemda Lotim sendiri sudah menyiapkan bekas gedung sekretariat KONI yang ada di GOR Lotim untuk dimanfaatkan sebagai ruang diskusi bagi para pemuda dan mahasiswa.
Kebijakan pinjam pakai tersebut mengundang banyak pro kontra sehingga menyebabkan adanya aksi demonstrasi tandingan dari pihak pemuda dan mahasiswa yang menolak, serta aksi dukungan yang akan dilakukan oleh perkumpulan nasabah Bank NTB.
Sementara itu, Ketua KNPI, M Habiburrahman mengatakan bahwa adanya polemik yang terdapat pada pinjam pakai gedung tersebut lantaran miss-komunikasi di pihak pemuda dan mahasiswa sehingga terdapat adanya penolakan.
“Saya rasa itu miskomunikasi ya, pada pembahasan pinjam pakai gedung itu juga karena tidak melibatkan pemuda,” ucapnya pada Inside Lombok, Rabu (20/01).