Lombok Barat (Inside Lombok) – Adanya potensi meningkatnya curah hujan di fase awal la nina mengharuskan Dinas Pertanian Lobar untuk melakukan kajian. Salah satunya terkait dampak yang bisa saja diakibatkan hal tersebut. Meski demikian, di awal musim hujan ini dinilai menjadi waktu yang tepat untuk menanam padi.
“Tapi ini kan baru beberapa hari curah hujannya agak tinggi. Tapi saya kira ini masih di taraf yang kondisi airnya tidak berlebihan” kata Kepala Dinas Pertanian Lobar, H. Muhur Zokhri, saat dimintai keterangan melalui sambungan telepon, Rabu (21/10/2020).
Sehingga untuk kondisi saat ini, pasca kemarau panjang, curah hujan yang relatif mulai meningkat ini dinilai tidak berpotensi untuk menyebabkan kerusakan.
“Nanti kita lihat, seminggu atau dua minggu yang akan datang bagaimana curah hujannya baru kita bisa tentukan langkah antisipasi potensinya” imbuhnya.
Sementara, di akhir Oktober ini, untuk petani di Lombok Barat, telah mulai menggarap sawah untuk bersiap-siap kembali menanam.
“Para petani kita di bulan Oktober ini akan ada yang sedang siap-siap untuk tanam, ada juga yang sudah tanam padi dan yang lainnya” Sebut kepala Dinas Pertanian Lobar ini.
Terkait pola tanam, Distan Lobar justru menyarankan para petani di wilayah Lombok Barat, selain di daerah yang mengalami kekeringan untuk mulai menanam padi. Karena di musim ini, menanam padi dinilai sebagai langkah yang tepat.
“Karena padi ini kan termasuk tanaman yang membutuhkan banyak air. Dengan curah hujan yang tinggi ini jadi ketersediaan airnya relatif agak banyak” jelasnya.
Sehingga para petani diminta untuk mempersiapkan lahan untuk mulai menanam dengan sebaik-baiknya.
Kecuali untuk para petani di daerah yang tipologi debit airnya sangat kurang, atau daerah yang kekeringan. Mereka lebih dianjurkan untuk memilih pola tanam selain padi.
“Bisa saja mereka budidaya pala wija, menerapkan holtikultural, atau mungkin jenis tanaman lain yang menurut mereka nilai ekonomisnya tinggi” pungkasnya.