27.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaBerita UtamaMendaki Gunung Layur dari Goa Lawah Lobar, Bisa Jadi Jalur Pendakian Eksklusif

Mendaki Gunung Layur dari Goa Lawah Lobar, Bisa Jadi Jalur Pendakian Eksklusif

Lombok Barat (Inside Lombok) – Demi merealisasikan adanya jalur baru pendakian Gunung Rinjani dari Lombok Barat, Kadispar Lobar dengan berbagai pihak terus mencoba berbagai upaya. Salah satunya dengan mengidentifikasi jalur-jalur yang memang memungkinkan menjadi pintu masuk pendakian.

Sebelumnya, pintu pendakian itu pun direncanakan melalui jalur purba yang ada di Dusun Kumbi, Desa Pakuan, Narmada. Namun karena rute itu belum bisa direalisasikan, sehingga jalur pendakian itu digeser melalui Goa Lawah, yang ada di Desa Lebah Sempaga.

Guna memastikan potensi jalur tersebut, Kadispar Lobar, Agus Gunawan bersama tim ekspedisi telah melakukan penelusuran untuk jalur yang akan dibuka tersebut. Pekan lalu, tim ini pun berhasil menaklukkan jalur menantang dengan bentangan keindahan yang disebut eksklusif karena masih belum terjamah itu. Perjalannya pun disebut memakan waktu hampir empat hari tiga malam.

Agus menuturkan, ekspedisi dimulai dari bermalam dan menginap di Goa Lawah, sebelum keesokan harinya, mereka mulai mendaki dari titik start yang ada di kawasan Bebenang. Di mana untuk menuju pos I memerlukan waktu yang lumayan lama karena melintasi kawasan hutan kemasyarakatan (HKm).

“Tim mengira saya cuma kuat sampai pos I, tapi ternyata masih kuat sampai ke pos 2, dan pos 3 juga masih aman (kuat, Red) sampai summit Gunung Layur,” tutur Agus menceritakan pengalamannya ekspedisinya mendaki jalur baru tersebut, Kamis (25/07/2024).

Karena pendakian ini sebagai uji coba juga, perjalananya pun disebut santai sehingga untuk sampai di puncak Gunung Layur, memerlukan waktu yang cukup lama. Namun, jika pendakian dilakukan oleh para pendaki, pihaknya memperkirakan mereka akan bisa sampai dalam waktu kurang lebih 8 hingga 9 jam saja.

Kata dia, pendakian menantang yang memicu adrenalin mulai terasa saat melewati wilayah Loteng dan Lotim, barulah kemudian sampai di kawasan TNGR. Di mana sepanjang jalurnya dihiasi oleh pepohonan purba berukuran raksasa dan berbagai tanaman khas. Sehingga keindahan ini pun disebutnya menjadi nilai plus yang hanya bisa dijumpai melalui jalur pendakian tersebut.

“Sebab kalau melalui jalur pendakian yang lain, melewati jalur yang sudah biasa. Di jalur ini juga melewati titik ekstrem yang dilalui sepanjang satu kilometer. Seperti halnya Pelawangan kalau jalur yang biasa dilalui pendaki menuju Rinjani,” ungkap dia.

Agus menjelaskan, pendakian yang dilakukan memakan waktu yang cukup lama lantaran pihaknya juga sembari melakukan ekspedisi, membersihkan gulma-gulma dan membuka jalur tersebut. Di mana jalur itu melewati HKm, Tahura, hingga summit Gunung Layur. “Ketinggiannya bukan 3000, tapi 3.200 Mdpl,” imbuhnya.

Karena jarak tempuh, Agus mengaku dirinya sempat dehidrasi. Namun dengan jalur yang menantang, lengkap dengan hamparan keindahan membuat rasa lelahnya terobati begitu tiba di puncak Gunung Layur. “Dari ketinggian (Gunung Layur) kita bisa melihat daerah Jawa, dan Gunung Agung. Hikmahnya yang saya dapat adalah surga Lombok itu di Gunung Layur. Rinjani indah, tapi lebih indah ini (Layur),” ungkapnya.

Pihaknya menilai, ini bisa menjadi daya tarik jalur pendakian dari wilayah Lombok Barat. Saat ini, Dispar Lobar pun diakuinya terus mematangkan berbagai persiapan. Terlebih, Pokdarwis di sana juga disebutnya berniat mengelola potensi jalur pendakian tersebut ke depannya. Dengan begitu, diharapkan nantinya bisa mempercepat realisasi dibukanya jalur tersebut.

Pihaknya pun menindaklanjuti hasil ekspedisi penelusuran yang telah dilakukan dengan mengundang unsur terkait. Seperti pihak TNGR, KPH Rinjani Barat, Tahura, Dinas LHK provinsi dan pihak terkait lainnya untuk membahas bagaimana memfasilitasi izin pendakian ini. “Saya sampaikan bahwa kami mau keadilan di sini, karena dulu di jalur purba itu tidak bisa,” ujarnya.

Bahkan jalur pendakian menuju Gunung Laayur ini dianggapnya memiliki nilai lebih dari sisi histori, terlebih dengan adanya taman Narmada. Agus menyebut, itu menjadi bukti sejarah dengan dibangunnya miniatur Danau Segara Anak di taman Narmada. “Karena itulah (Narmada) jalurnya, bukan di Loteng, KLU dan Lotim. Ini kami mau keadilan, kami terdekat adalah Lobar untuk pendakian,” tegas Agus.

Untuk saat ini, kata dia, pihaknya akan melakukan persiapan pembukaan jalur pendakian baru tersebut. Menurutnya, dari hasil pertemuan dengan pihak terkait menyarankan agar jalur ini nantinya menjadi jalur pendakian eksklusif. Berbeda dengan beberapa titik pendakian di daerah lainnya. Sebab jalur itu menjual keindahan vegetasi lebat, edelweis, anggrek dan berbagai jenis burung endemik. “Nanti kita bisa siapkan dua jenis paket, bisa pendakian dan ekspedisi,” pungkasnya. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer