25.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaMengintip Praktek Dokter Lampu Pertama dan Satu-satunya di NTB

Mengintip Praktek Dokter Lampu Pertama dan Satu-satunya di NTB

 

Mataram (Inside Lombok) – Lampu menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat, terutama untuk penerangan di malam hari. Sayangnya, ketika bohlam atau bola lampu mati, justru banyak yang mengganti dengan bohlam baru. Padahal di Kota Mataram ada spesialis yang bisa menangani berbagai masalah lampu, ialah Dokter Lampu yang berlokasi di simpang lima Ampenan.

Di antara lampu-lampu yang menumpuk di los toko miliknya, Fajri mendapuk diri sebagai satu-satunya dokter lampu di NTB. Ia sanggup memperbaiki segala macam jenis dan merek lampu. Baik dari lampu pabrik, taman, hotel, rumah tangga hingga lampu jalan.

Profesi unik tersebut telah digelutinya sejak 2001. Sedikit berbeda dengan dokter pada umumnya yang menyembuhkan orang, Fajri dengan spesialisasinya sanggup membuat lampu yang mati bisa menyala kembali.

“Saya asalnya dari Malang Jawa Timur disana sudah jadi dokter lampu dari 2001 sampai sekarang. Tapi 2016 baru pindah ke Lombok dan buka praktek di sini,” ujar Fajri kepada Inside Lombok saat ditemui di tempat prakteknya, Rabu (26/1).

Diceritakan, praktek dokter lampu memang cukup banyak di daerah asalnya. Karena itu, Fajri mencoba peruntungannya dengan membuka praktek di Lombok. Kota Mataram sendiri dipilihnya karena melihat peluang yang cukup besar dan menjanjikan. Terlebih dirinya menjadi yang pertama membuka praktek reparasi lampu.

“Karena di sana (Jawa, Red) persaingan ketat, makanya saya pindah ke sini. Apalagi di sini satu-satunya dokter lampu, enggak ada yang lain,” ucapnya.

Kendati demikian, membuka praktek dokter lampu diakuinya bukan hal yang gampang. Apalagi tidak banyak yang mengenal prakteknya di terusan simpang lima Ampenan jalur Bintaro sebagai tempat orang bisa memperbaiki segala keluhan lampu. Dari lampu yang mati, korsleting dan sebagainya.

Kendati demikian, menjadi orang satu-satunya yang membuka praktek tersebut membuatnya sedikit lebih mudah dikenal dan dicari orang untuk dipakai jasanya. “Pasti ada tantangan dalam usaha ini. Misalnya kalau sudah ketemu yang gampang dibenerin ya gampang, kalau sudah ruet ya ruet kadang alat-alatnya itu yang buat ruet,” ungkap Fajri sambil tersenyum.

Dokter lampu sendiri menyediakan penyembuhan untuk lampu dengan segala jenis persoalan. Bahkan jika ada permintaan dari konsumen yang sedikit berbeda, tidak menjadi persoalan baginya. Seperti konsumen yang ingin mengganti nyala lampu putih menjadi kuning atau lainnya.

“Tidak ada persoalan, karena kita mengikuti kemauan dari konsumen seperti apa,” terangnya.

Selain memperbaiki lampu, Fajri juga menerima jual beli lampu. Baik itu lampu kecil maupun lampu taman bekas. Banyak di antaranya yang menjual dan membeli lampu-lampu yang dijual di los tokonya. Terlebih harganya lebih terjangkau dari lampu-lampu yang dijual di toko.

“Saya terima jual beli juga, kalau memang ada yang mau jual lampunya. Kalau mereka mau beli juga bisa,” tutur pria berkulit putih tersebut. Sementara itu, dari sisi pendapatan juga cukup menjanjikan. Pasalnya dalam sehari ia mampu mendapatkan jutaan rupiah dengan memperbaiki beberapa lampu dari satu pelanggan saja.

“Sehari bisa sampai Rp1 juta, karena satu pelanggan itu bawa beberapa yang mau diservis. Mereka hanya bisa bawa ke tempat saya, kalau saya dipanggil tidak bisa karena prakteknya di sini,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer