26.5 C
Mataram
Selasa, 26 November 2024
BerandaBerita UtamaMiliki 23 Pulau Kecil, Surga Tersembunyi yang Dimiliki Lombok Barat

Miliki 23 Pulau Kecil, Surga Tersembunyi yang Dimiliki Lombok Barat

Deretan kapal kecil atau yacht yang terparkir di Marina Del Ray, Gili Gede. (Inside Lombok/Yudina Nujumul Qur’ani)

Lombok Barat (Inside Lombok) –
Lombok Barat memiliki 23 pulau kecil atau yang biasa disebut gili. Seluruh gili tersebut memiliki potensi yang dapat memberi kesan tak terlupakan bagi para wisatawan. Potensi ini dinilai dapat menjadi lumbung PAD Lobar bila dikelola secara optimal.

Gelaran World Superbike (WSBK) yang kian dekat diharapkan dapat menjadi ajang promosi untuk mengeksplor surga tersembunyi di Lombok Barat tersebut. Tidak hanya keindahan taman bawah laut yang dapat dinikmati wisatawan, tapi juga panorama indahnya matahari terbit, hingga nuansa jingga kala terbenamnya matahari juga.

Dalam perjalanan menuju daratan Gili Gede misalnya, bisa ditempuh sekitar 30 menit dengan perahu. Ombak bisa saja tenang, tapi sesekali perahu juga akan diterpa ombak yang dinantikan para peselancar.

Menuju salah satu gili di Lobar tersebut wisatawan akan bisa menikmati suasana indah jejeran kapal yang berukuran kecil atau yacht yang tersusun rapi di Marina Del Ray, Gili Gede; bak suasana yang ada di Sydney.

“Salah satu alternatif bagi para penonton WSBK nanti, di sinilah tempat yang nyaman bagi mereka untuk berlibur,” ungkap Anggota komisi II DPRD Lobar, Abubakar Abdullah. Selain bisa berkeliling menjajaki 23 gili tersebut, para wisatawan juga dapat menikmati sensasi memancing dan menginap atau camping di pulau-pulau yang tidak bertuan. Serta belum ada bangunan villa di sana.

Sensasi berbeda ini yang kemudian menurutnya harus bisa di-branding oleh dinas bersama pihak terkait lainnya. “Biasanya tamu-tamu ini difasilitasi untuk membuat tenda-tenda penginapan. Bila mereka lebih ingin merasakan alam,” tuturnya.

Lokasi gili yang terbilang cukup jauh dari hiruk pikuk kota tentu membuat wisatawan dapat menikmati liburan tanpa takut berkerumun. Maka, ini dinilainya dapat menjadi opsi wisata sehat yang saat ini lebih dibutuhkan wisatawan.

“Jadi orang berwisata itu untuk sehat, jadi lingkungannya sehat, tidak padat dan kumuh. Udaranya pun fresh, jadi tidak perlu khawatir,” beber dia.

Itulah daya tarik ini yang seharusnya bisa dipasarkan. Dicontohkan seperti kawasan Gili Gede yang saat ini terdapat 100 kamar. Di mana 66 kamar penginapan sudah mulai diaktifkan kembali untuk menyambut wisatawan dan penonton WSBK.

“Maka produk wisata untuk menyambangi pulau-pulau kecil ini harus dikemas menarik. Itu yang sangat penting bagaimana pemerintah bisa memfasilitasi. Agar usaha UMKM juga bisa terlibat dalam rundown tour yang akan disajikan,” harap pria yang akrab disapa Abu ini.

Gili Gede sebagai gili terbesar di kawasan itu memiliki jarak tidak terlalu jauh dengan pulau kecil lainnya. Ini sekaligus menjadi nilai plus yang memudahkan wisatawan mendatangi gili-gili lain yang masih asri, menyusuri hutan bakau, atau untuk sekadar snorkeling di perairan yang cukup tenang dan jernih; perairan yang begitu kaya dengan biota lautnya.

Abu berpesan, jangan sampai Lobar kehilangan momentum semacam ini, yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan sisi lain keindahan yang dimiliki. Termasuk untuk membantu para pengusaha kecil agar sedikit bernafas lega.

Ketika destinasi wisata di bagian utara seperti Senggigi telah ditata, maka Abu meminta agar destinasi lainnya di bagian selatan juga mendapat perlakuan sama. “Semua harus dilihat secara imbang. Ketika destinasi di utara ditata, ya di sini (selatan) juga perlu (ditata),” harapnya.

Menurutnya, ketika destinasi wisata gili di Lobar dapat ditata dan dibentuk dengan standar destinasi wisata yang baik. Maka potensi tersebut akan mampu menjadi potensi lumbung PAD Lobar di masa depan. Terlebih para pelaku wisata di pulau-pulau kecil di Lobar diakuinya sudah menyiapkan diri.

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer