Mataram (Inside Lombok) – Viral video perkelahian yang terjadi di depan SMAN 7 Mataram, Kamis (21/7) kemarin menjadi perhatian. Pasalnya perkelahian tersebut terjadi antara sesama pelajar, hingga salah seorang di antaranya terkena pukulan hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Kepala Sekolah SMAN 7 Mataram, Hudri Achmad membenarkan adanya kejadian tersebut di depan sekolahnya. Kejadian tepat saat jam pulang sekolah. Berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, perkelahian disebabkan persoalan asmara oleh dua orang siswa.
Kedua siswa yang berkelahi sempat ribut saat kegiatan belajar-mengajar. Kemudian mereka sempat ditangani oleh pihak Bimbingan Konseling (BK) dan dibuatkan surat perjanjian agar tidak mengulangi hal yang bisa mengganggu kegiatan sekolah.
“Termasuk kedua orang tua kedua belah pihak kita undang ke sekolah untuk melakukan klarifikasi dan membuat perjanjian, ke depan tidak akan mengulangi kegiatan-kegiatan yang kurang terpuji yang dilakukan di sekolah oleh keduanya,” ujar Hudri saat ditemui di kantornya, Jumat (22/7).
Sayangnya, perkelahian itu ternyata berlanjut hingga mengundang orang luar sekolah yang menyebabkan keributan di depan SMAN 7 Mataram kemarin. “Bututnya kemarin, tepatnya hari Kamis sepulang sekolah itu kejadiannya di luar. Secara tiba-tiba, datang segerombolan teman siswa SMA 7 (salah satu dari yang berkelahi) ini menunggu siswa yang kira-kira yang dianggap sebagai sasaran,” tuturnya.
Hanya saja siswa yang dianggap sebagai sasaran tidak ada. Kendati pada saat kejadian perkelahian di depan sekolah ada seorang korban. Namun korban ini dianggap sebagai salah sasaran, akibat dari pemukulan yang dilakukan oleh orang dari luar SMAN 7 Mataram atau si pemukul ini bukan merupakan siswa di SMA tersebut.
“Jadi intinya di sini peserta didik kelas 10 itu mengundang temannya untuk membela dirinya (atas perkelahian sebelumnya, Red) sehingga terjadi keributan di depan SMAN 7 Mataram,” terang Hudri. Dengan adanya perkelahian yang tersebut, pihak sekolah dari guru-guru yang masih ada di sekolah langsung mengamankan siswa yang terlibat dalam perkelahian tersebut dan juga korban pemukulannya.
“Akhirnya kita meminta bantuan kepada pihak kepolisian untuk memanggil orang tua yang memukul ini serta siswa yang memukul itu untuk datang ke sekolah, dan mengklarifikasi siapa saja temannya yang melakukan pemukulan terhadap siswa atau korban yang salah sasaran,” paparnya.
Setelah ditemukan siswa serta orang tuanya, pihak kepolisian dan sebagai saksi, yang nanti akan memberikan klarifikasi di kantor polres atas kejadian tersebut. “Sepenuhnya sudah dilaporkan ke polres. Karena ini melibatkan kegiatan massa, akhirnya kita serahkan ke pihak kepolisian. Massa ini orang luar sekolah dan yang ini ada sekitar 11 orang,” katanya.
Atas kejadian tersebut, tentu pihak sekolah akan melakukan optimalisasi memberikan pengarahan kepada bapak ibu guru untuk senantiasa mengawasi peserta didiknya di kelas masing-masing, sehingga bisa menutup peluang untuk melakukan hal-hal yang akan mengganggu proses pembelajaran sekolah. Sehingga tidak terulang kembali dan tidak ada korban lagi. “Sanksi terberat kita kembalikan ke orangtuanya untuk dididik,” ujar Hudri.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Mataram, Kompol Kadek Adi Budi Astawa saat dimintai keterangan membenarkan adanya laporan adanya perkelahian yang terjadi di salah satu sekolah di Mataram. “Sudah masuk laporannya,” ujarnya. (dpi)