32.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaBerita UtamaMonumen Gempa Desa Rempek, Cara Masyarakat Berdamai dengan Trauma Bencana

Monumen Gempa Desa Rempek, Cara Masyarakat Berdamai dengan Trauma Bencana

Tanjung (Inside Lombok) – Gempa yang terjadi 2018 silam memberikan rasa trauma yang mendalam bagi masyarakat di Pulau Lombok, khususnya di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Untuk mengenang peristiwa besar tersebut, warga di Desa Rempek, KLU, membuat monumen gempa dari sisa reruntuhan kubah masjid pada 2019 silam.

Tokoh masyarakat setempat, Debi Ariawan mengatakan pembuatan monumen gempa tersebut sengaja dilakukan agar bisa menjadi kenangan bersejarah bagi masyarakat. Tidak hanya itu, para generasi selanjutnya juga bisa mengetahui bencana alam gempa yang pernah terjadi di KLU.

“Kita jadikan kubah masjid yang ambruk ini menjadi monumen yang bisa dikenang oleh semua orang,” katanya, Minggu (25/6) siang.

Monumen gempa tersebut juga memuat beberapa informasi, seperti jumlah korban yang meninggal dunia akibat dari bencana alam yang pernah terjadi. Di mana, jumlah korban yang meninggal dunia khususnya di Desa Rempek yaitu sebanyak 22 orang. Usia korban yang meninggal dunia mulai dari 7 tahun hingga 72 tahun.

Selain itu, pemerintah desa setempat juga menjelaskan tanggal gempa besar yang terjadi dalam sebuah prasasti yaitu tanggal 20 Juli 20218 dan terjadi gempa susulan yaitu tanggal 5 Agustus 2018. Pada saat gempa susulan tersebut, masjid tertua di Desa Rempek roboh dan diabadikan sebagai bukti nyata peristiwa gempa yang pernah terjadi.

“Ini masjid tertua di sini dan paling megah pada masanya. Tidak ada korban di sini karena jarang dipakai karena sudah dibangun masjid baru,” katanya.

Untuk mendukung keberadaan monumen tersebut, desa setempat akan membuat taman, sehingga bisa lebih menarik perhatian masyarakat dan bisa mengetahui sejarah gempa yang pernah terjadi.

“Saya juga akan menggagas untuk membuat taman di sini. Karena lahan itu juga bekas bangunan masjid yang roboh itu,” katanya.

Saat ini warga setempat sudah mulai bangkit dari rasa trauma yang dialami. Rumah-rumah warga yang sudah rata dengan tanah, saat ini sudah mulai dibangun kembali dengan konsep tahan gempa. “Ini sudah dibangunkan rumah yang tahan gempa untuk warga yang kehilangan rumahnya,” tutup Deby. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer