34.5 C
Mataram
Sabtu, 12 Oktober 2024
BerandaBerita UtamaMonumen Mataram Metro Ditata Bertahap, Belum Bisa Dibuka untuk Umum

Monumen Mataram Metro Ditata Bertahap, Belum Bisa Dibuka untuk Umum

Mataram (Inside Lombok) – Tahun ini, Pemerintah Kota Mataram mengalokasikan anggaran sebesar Rp500 juta untuk air mancur di Monumen Mataram Metro. Alokasi anggaran yang disiapkan pemerintah akan dilakukan secara bertahap untuk penataan monument yang ada di pintu masuk Kota Mataram tersebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Miftahurrahman mengatakan untuk penataan secara keseluruhan membutuhkan biaya yang cukup besar. Sehingga untuk mempercantik kawasan tersebut, pemda akan menatanya secara bertahap.

“Kalau air mancurnya saja, kalau tidak salah kurang lebih Rp2 miliar. Itu pun konsep yang biasa. Sekarang ada yang Rp500 juta kan,” katanya, RaBU (1/3) pagi.

Pemkot Mataram disebut belum bisa membuka secara umum Monumen Mataram Metro untuk bisa dinikmati oleh masyarakat. Pasalnya, banyak hal yang harus disiapkan jika dibuka untuk umum.

- Advertisement -

“Pertama, dari sisi anggaran. Dari rest area saja kita belum (selesai). Kemudian bagunan trowongan butuh anggaran besar,” katanya.

Untuk bisa memanfaatkan monument tersebut, saat ini sudah ada tangga konvensional yang disiapkan. Hanya saja belum ada ruang yang disiapkan untuk bisa akses masuk. Kelengkapan fasilitas di monumen tersebut kata Miftah tergantung dari kondisi anggaran pemda.

“Ini kan semua tergantung anggaran. Jadi bertahap lah ya. Kebijakan anggaran itu tidak saja terkonsentrasi kesitu sekarang pedestrian kita mulai tata,” paparnya.

Melihat konstruksi monumen yang ada, sambungnya, bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melihat Kota Mataram dari ketinggian. Namun demikian, jika monument tersebut dibuka untuk masyarakat umum banyak faktor yang menjadi pertimbangan.“Itu kan sudah ada tangganya. Biaya operasional itu berat,” katanya.

Menurut Miftah, banyak komponen biaya yang harus disiapkan agar monument tersebut layak untuk dimanfaatkan. Sehingga penataan awal yang dilakukan tahun ini yaitu lanskap agar terlihat lebih tertata.

“Kalau lanskap ya barangkali, tapi kalau yang lain perlu ditinjau kembali. Tingkat efektifitasnya, efisiensinya kemudian operasionalisasinya mungkin perlu,” ujar Miftah.

Dikatakannya, konstruksi bangunan monumen tersebut bisa bertahan cukup lama. Hanya saja aksesoris yang ada di luar membutuhkan pemeliharaan. Misalnya, cat monumen akan cepat luntur tergantung dari kondisi cuaca. “Itu 10 tahun bisa bertahan. Tapi kalau dari warnanya pasti pudar. Untuk pengecatannya itu susah butuh operasional besar juga,” tutupnya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer