Mataram (Inside Lombok) – Kenaikan retribusi parkir akan mulai diberlakukan Dinas Perhubungan Kota Mataram di 2025 ini. Pemberlakuannya direncanakan pada Juni mendatang.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram, Zulkarwin mengatakan sampai dengan Mei mendatang akan dimanfaatkan untuk sosialisasi dan peningkatan pelayanan parkir kepada masyarakat. Hal ini juga berdasarkan dari arahan Ombudsman RI perwakilan NTB.
“Itu saran juga dari Ombudsman. Tingkatan pelayanan dulu baru kita melihat bagaimana kita bisa naikkan tarif. Saya juga sudah lapor ke pak wali dan minta waktu sampai enam bulan untuk peningkatan kinerja pelayanan,” katanya, Jumat (31/1) pagi.
Ia mengatakan, selain peningkatan pelayanan dan sosialisasi kepada masyarakat, Dinas Perhubungan Kota Mataram juga mengidentifikasi kebocoran retribusi. Dengan upaya ini, di 2025 target retribusi parkir di Kota Mataram diharapkan bisa maksimal.
“Sekarang kita juga mulai bergerak. Januari ini juga kita membuat tim internal untuk membackup korlap kita titik-titik baru bisa diidentifikasi. Potensi tunggakan juga kita bisa atasi,” katanya.
Sosialisasi dan upaya peningkatan pelayanan di 2024 lalu disebut belum maksimal, sehingga Dinas Perhubungan Kota Mataram juga kembali melakukan hal yang sama pada tahun 2025. “Kita harapkan tahun 2025 kembali bergerak bulan Januari sampai tiga bulan kita push dan kita kembali sampai bulan Mei kita sosialisasi kenaikan tarif,” katanya.
Pemberian cover jok kata Zulkarwin tidak bisa untuk semua titik apalagi jika bersumber dari APBD. Dengan begitu, Dinas Perhubungan Kota Mataram mengharapkan adanya dana CSR dari perusahaan atau BUMN maupun BUMD.
“Anggaran kita terbatas. Makanya kita minta dari CSR. Kita sedang koordinasi dengan Bappeda supaya kita menghubungi forum CSR kota untuk dijembatani untuk diberikan cover jok dan cover kaca,” katanya.
Ia mengatakan, dengan waktu yang tersisa target parkir sebesar Rp18 miliar tahun 2025 ini bisa tercapai. Karena akan dimaksimalkan melalui penyesuaian tarif. Di mana, untuk motor sebesar Rp2 ribu dan mobil Rp5 ribu. “Kita tidak bisa melihat kenaikan saja tapi juga potensi-potensi titik-titik baru. Harapkan di 6 bulan berikutnya kita bisa mencapai target,” tegasnya. (azm)
