26.5 C
Mataram
Selasa, 26 November 2024
BerandaBerita UtamaNasib Jembatan Pemoles: Bertahun-Tahun Rusak, Akhirnya Diperbaiki

Nasib Jembatan Pemoles: Bertahun-Tahun Rusak, Akhirnya Diperbaiki

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Jembatan penghubung Desa Montong Sapah dan Desa Batu Jangkih, Praya Barat Daya, Lombok Tengah (Loteng) sudah lama terputus hingga tidak bisa dilalui warga saat beraktivitas. Dibangun pada 2018 lalu, jembatan itu rusak enam bulan setelah selesai dibangun.

“Awalnya 2018 sudah dibangun oleh BPBD. Namun kenyataannya jembatan ini bertahan selama enam bulan. Begitu musim hujan, jembatan penghubung itu ambruk karena derasnya air, kemudian disertai pohon yang dibawa arus dari atas,” kata Kepala Dusun Pemoles, Khairil Anwar saat ditemui Inside Lombok.

Dikatakan Anwar, jembatan tersebut tidak mampu menahan kiriman air dari wilayah Lombok Barat yang cukup deras. Dengan kondisi jembatan yang terputus, aktivitas masyarakat menjadi terhambat. Bahkan membuat para siswa dan guru di desa sebelah harus menyeberangi sungai, sehingga pembelajaran tidak maksimal.

“Belum lagi ketika masyarakat yang lagi sakit dan mau berobat, dengan terpaksa kami gotong royong menandu,” katanya.

Diceritakan, beberapa minggu yang lalu sempat viral sebuah video amatir yang diambil masyarakat sekitar. Dalam video tersebut nampak seorang ibu hamil terpaksa dibopong beramai-ramai oleh warga lantaran harus memeriksakan diri ke Puskesmas.

Kondisi air sungai yang cukup deras membuat warga semakin kesulitan menyeberangi sungai. Ironisnya, menyeberang sungai tersebut adalah satu-satunya akses mobilitas masyarakat semenjak jembatan penghubung desa mereka rusak.

Mengetahui hal tersebut, pada Senin (13/6) kemarin Bupati Loteng, L. Pathul Bahri dan beberapa pejabat langsung turun meninjau lokasi jembatan. Pemda Loteng gerak cepat menurunkan satu unit alat berat, dan material seperti semen, pasir, kerikil dan memperbaiki jalan menuju dusun Pemoles.

Melihat kondisi di lapangan, Bupati pun menginstruksikan perbaikan jembatan dilakukan dengan spesifikasi tertentu. “Lebar (rangka jembatan yang rusak) tiga meter. Namun pak Bupati tidak setuju langsung mengubah, karena akan bangun jembatan lebarnya empat meter dan tingginya enam meter. Beliau sangat khawatir jika masyarakat ada yang terjatuh nanti,” tutur Khairil.

Terpisah, Lina yang pada waktu itu videonya viral lantaran harus dibopong menyeberangi sungai deras untuk ke puskesmas untuk melahirkan berharap pembangunan jembatan segera diselesaikan. Terutama agar tidak ada lagi warga di kampungnya yang mengalami nasib serupa.

“Waktu itu sudah mau keluar (melahirkan, Red). Petugasnya datang untuk ngecek baru bukaan dua pas sampai Poskismas menjelang magrib baru bukaan delapan,” tuturnya polos.

Ia berharap tidak ada lagi ibu hamil di Dusun Pemoles Desa Batu Jangkih yang harus dibopong sepertinya untuk mendapatkan layanan kesehatan. Terlebih saat ini jembatan Pemoles sudah mulai dibangun kembali.

Sementara itu Kepala Dinas PUPR Loteng, Rahadian mengatakan untuk memudahkan pengiriman material membangun jembatan pihaknya juga sudah melakukan perbaikan jalan menuju Dusun Pemoles. Mengingat kondisi jalan yang juga cukup parah.

“Kita sudah mulai kerjakan. Semingguan ini kita kita mengembalikan kondisi supaya bisa dilewati dulu,” ujarnya. Pihaknya melakukan striping untuk jalan tanah yang diakui menyulitkan saat dilintasi kendaraan. “Baru nanti kita buatkan drainase kiri kanan, tidak sepanjang jalan, karena di atas sudah bagus. Kira-kira sekitar 300 meter dari jembatan,” terangnya.

Sementara itu dana yang sudah dialokasikan melalui belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp300 juta dan sudah ditransfer ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Itu pun untuk membeli sebagian kecil material. Sisanya kita akan melibatkan stakeholder yang lain,” tutupnya. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer