Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan meluncurkan buku khutbah Jumat berjudul “kebencanaan dalam Islam”.
Kepala BPBD NTB H Ahsanul Khalik, mengatakan buku tersebut nantinya akan disebar di sejumlah Masjid hingga ke pelosok Lombok dan Sumbawa.
“Pembuatan buku ini dilakukan sebagai bagian mitigasi kebencanaan non struktural lewat pendekatan agama,” ujarnya di Mataram, Minggu.
Ahsanul Khalik menjelaskan, buku khutbah Jumat tema kebencanaan itu merupakan upaya BPBD Provinsi NTB untuk membedah bencana dari sudut pandang agama, menghikmahinya sebagai ujian keimanan dan kebersamaan.
“Kita semua berharap, musibah (bencana yang terjadi) ini mendewasakan warga masyarakat NTB untuk dapat hidup berharmoni dengan sesama untuk menghindari terjadinya bencana sosial-kemanusiaan, terhadap alam untuk mencegah amukan alam, serta ketaatan terhadap Allah SWT agar terhindar dari azab,” ucap Ahsanul Khalik.
Menurutnya, buku khutbah Jumat itu dirasa amat penting untuk memberikan pemahaman serta pencerahan kepada warga masyarakat bahwa bencana, baik itu gempa bumi, tanah longsor, kekeringan, kebakaran, banjir, dan lain sebagainya bukanlah azab.
Sebab, tambah Ahsanul, upaya mitigasi, mawas diri, sembari berserah diri kepada Allah SWT adalah cara terbaik berdamai dengan bencana
yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
“Tugas kita sekarang sebagai makhluk Tuhan adalah menyempurnakan ikhtiar dengan menguatkan mitigasi bencana untuk meminimalisir korban bencana,” katanya.
Ia mengatakan, edukasi dan mitigasi bencana lewat pendekatan agama ini akan sangat efektif.
Untuk tahap awal BPBD NTB akan mencetak sekitar 3.000 buku yang akan dikirim ke masjid-masjid sampai pelosok pedesaan
“Ini bagian dari mitigasi non struktural melalui pendekatan agama. Harapannya agar pemahaman tentang kebencanaan bagi masyarakat secara luas sama, dan kemudian melahirkan kesadaran untuk selalu waspada dan menyiapkan diri dari berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi, kapan saja dan di mana saja,” kata Ahsanul. (Ant)