27.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaBerita UtamaOknum ASN di Loteng Tuduh Guru Penyumbang Kerugian Negara, Bupati: Capek, Lelah,...

Oknum ASN di Loteng Tuduh Guru Penyumbang Kerugian Negara, Bupati: Capek, Lelah, Sehingga Keluarlah Kalimat Itu

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Seorang oknum pegawai pemerintah di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BKPSDM) di Lombok Tengah (Loteng) inisial LM membuat gaduh gara-gara menuduh guru sebagai “penyumbang kerugian negara”. Hal itu disampaikan melalui pesan WhatsApp kepada salah satu guru yang bertanya mengenai Sistem Informasi Absensi dan Presensi (SI-SENSI) bagi guru.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Loteng, Lalu Pathul Bahri mengatakan bahwa kondisi saudara LM saat itu sedang lelah karena harus mengupdate data sekitar 6.500 guru ke dalam server.

“Beberapa persoalan di lapangan misalnya ini juga mempengaruhi. Belum lagi para guru WhatsApp pribadinya. Capek, lelah, sehingga keluarlah kalimat itu,” ujar Pathul, Rabu (2/8/2023) pagi.

Dalam tangkapan percakapan WhatsApp yang beredar, LM menuliskan kata-kata yang seolah mendiskreditkan guru. “Selama beberapa tahun terakhir, guru sebagai penyumbang kerugian yang cukup besar, mulai dari pelanggaran disiplin, pelanggaran administrasi, pelanggaran temuan pemeriksaan BPK dan KPK. Sudah terlalu keenakan guru-guru ini, masuk dan pulang semau dan seenaknya. Sekarang banyak yang mengeluh pulang jam 14.30 karena biasanya pulang jam 1, bertahun-tahun jadi guru sudah korupsi waktu berapa banyak?” tulisnya.

Menurut Pathul, kalimat yang disampaikan oleh LM tersebut tidak bermaksud mendiskreditkan para guru. Namun karena kondisi LM saat itu sedang kelelahan, sehingga tanggapan yang diberikan cukup emosional. “Beliau minta maaf kepada guru akan difasilitasi oleh PGRI di gedung PGRI,” lanjutnya.

Pathul menegaskan bahwa sistem absensi bagi para guru coba masih dalam tahap uji coba termasuk fitur-fitur yang tersedia. “Harus dimaklumi dan mohon kesabaran yang 6.500 guru ini ada di 12 kecamatan dengan kondisi yang beragam berbeda-beda, misalnya ada human error,” tandasnya. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer