Mataram (Inside Lombok) – Tingginya kasus varian baru Covid-19 Omicron memberikan dampak pada sejumlah hotel di Lombok, terutama di wilayah Senggigi Lombok Barat. Di mana tamu-tamu yang menginap periode Februari mulai melakukan cancel atau pembatalan pesanan kamar hotel.
Ketua Senggigi Hotel Association (SHA), I Ketut Murta Jaya menerangkan dalam satu minggu belakangan ini ada beberapa pembatalan dilakukan tamu. Peningkatan kasus Covid-19 Omicron menjadi alasan. Padahal sebelumnya di awal Februari tingkat hunian kamar hotel di Senggigi masih berada di posisi 35-40 persen.
“Dengan adanya peningkatan kasus Omicron ini, ada beberapa cancel, sehingga dia turun (menjadi) sekitar 25-30 persen okupansi. Cancel karena ada pengentatan, jadi orang agak mulai khawatir,” ujar Ketut, Rabu (16/2).
Pembatalan tidak hanya terjadi di hari-hari biasa saja, melainkan untuk staycation di akhir juga. Kendati demikian pemesanan kamar hotel tetap berjalan, meski ada sedikit penurunan dari kondisi sebelum adanya peningkatan kasus Covid-19.
Diterangkan, sebelumnya staycation di akhir pekan beberapa hotel tingkat huniannya mengalami lonjakan, meskipun di tengah pandemi Covid-19. “Cancel rata-rata dari luar kota. Iya (mereka takut bepergian) apalagi di Jakarta kasusnya lagi naik, dan beberapa juga calon tamu yang akan berangkat, ternyata hasil tesnya positif sehingga akhirnya ditunda kegiatan-kegiatannya,” jelasnya.
Meskipun pembatalan pesanan kamar tergolong tidak signifikan, diakui ada sedikit kekhawatiran dari pelaku industri hotel di Senggigi. Terutama terkait dampak peningkatan kasus Covid-19 terhadap gelaran MotoGP yang menjadi magnet utama pariwisata NTB saat ini.
“Kekhawatiran ada sedikit. Tetapi kita optimis, karena untuk varian baru ini tidak terlalu bahaya, dan saya pikir pada saat nanti di pelaksanaanya (MotoGP, red) sudah menurun kasusnya,” imbuhnya.
Meskipun pembatalan banyak muncul beberapa minggu terakhir, trend pemesanan kamar disebut Ketut kembali membaik, seiring semakin menurunnya kasus positif Covid-19. Peningkatan tersebut diharapkan terus konsisten, diikuti membaiknya perekonomian masyarakat.
“Satu atau dua hari terakhir itu trendnya mulai agak naik lagi bookingan. Tapi saya pikir kalau terus menurun kasusnya, dia akan semakin membaik,” terangnya. Di sisi lain, ketersedian kamar hotel di Senggigi mencapai ribuan, dengan estimasi dapat banyak menampung para tamu.
Senggigi sendiri diproyeksikan bisa menjadi pilihan wisatawan, terlebih dengan banyak hotel-hotel berbintang, villa dan beberapa hotel non bintang. “Total di Senggigi ada sekitar 2000 kamar, termasuk hotel berbintang dan non bintang tersedia sekarang ini,” pungkasnya. (dpi)