Lombok Barat (Inside Lombok) – Songkok hasil produksi para pengrajin di Kediri, Lombok Barat (lobar) menjadi salah satu produk unggulan di Lobar saat ini. Sayangnya, perhatian pemerintah daerah (pemda) untuk para perajin tersebut masih minim.
Padahal, songkok tersebut bahkan sudah dijadikan sebagai perlengkapan ibadah yang diberikan kepada para calon jamaah haji saat akan berangkat ke tanah suci. Para pengrajin songkok di Kediri pun menagih perhatian dari pemerintah daerah (pemda).
Hal itu terkait janji Bupati Lobar yang akan memberikan bantuan peralatan kepada para perajin tersebut. Selain itu, dukungan pemda untuk pemasaran produk para pengrajin juga diakui sangat dibutuhkan.
Kades Kediri Induk, Fadholi menuturkan bahwa kurang lebih sekitar 30 warga desanya yang menjadi pengusaha atau pengrajin songkok haji. Para pengrajin ini disebutnya pernah bertemu Bupati Lobar, yang kala itu menyampaikan akan membantu mereka dari segi peralatan serta pemasaran melalui kerja sama dengan pengusaha dari Singapura.
“Tapi belum terealisasi, dan warga ini menanyakan itu (kepastian) ke kami. Karena mereka diundang khusus,” ungkap Fadholi, Selasa (13/12/2022). Pihaknya pun menilai, kemungkinan belum terealisasinya hal itu lantaran Pemda terkendala anggaran.
Di mana hasil produksi para pengrajin songkok di desanya sudah dikirim secara mandiri ke luar daerah. Seperti ke Jawa, kemudian dari Jawa dikirim ke negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Maroko, Aljazair.
“Kalau kita tidak bisa melakukan itu (mengirim ke luar negeri), karena channel-nya tidak ada, sehingga Pemda perlu hadir memfasilitasi pengrajin,” harapnya.
Dia menilai, jika bisa dikirim langsung dari Lobar, menggunakan brand daerah tentu sangat berpengaruh terhadap harga. Dan itu bisa sangat membantu para pengrajin. Karena selama ini, jika pengiriman ke luar negeri, harus melalui daerah lain, itu harus menggunakan merek daerah itu, dengan harga yang mahal.
Sehingga bila rencana ekspor itu bisa berjalan, maka, dia menyebut, desa bisa mengepul produk pengrajin songkok, kemudian dikirim ke luar. Walau kondisi para pengrajin saat ini sebagian besar masih aktif. Namun ada juga yang gulung tikar, akibat kondisi dan butuh perhatian dari Pemda.
Selain membutuhkan bantuan dalam pemasaran, mereka juga membutuhkan bantuan peralatan mesin jahit. Karena jumlah produksi satu orang bisa mencapai satu kodi (12 biji) songkok.
Hal senada disampaikan Kades Kediri Selatan, Edi Erwinsyah yang menyebut pengusaha songkok di desanya butuh difasilitasi OPD yang ada di Pemda Lobar. Karena dirinya menilai, sejauh ini dukungan OPD untuk para pengrajin songkok di wilayahnya masih sangat minim.
“Kami masuk ke OPD minta untuk didukung, kami butuh dukungan pengembangan usaha ini, tapi tidak ada satupun yang support,” ketus Kades Kediri Selatan ini.
Dirinya mempertegas, padahal dukungan yang diharapkan desa bukan anggaran, melainkan dukungan program dan dukungan dalam proses pemasaran produk para pengrajin songkok tersebut. Terlebih, di desanya ada 50 pengrajin songkok haji. Bahkan, banyak diantara mereka yang terpaksa gulung tikar, karena minimnya fasilitasi Pemda. “Seharusnya Pemda hadir memfasilitasi mereka, datangkan atau fasilitasi kami dengan pembeli, kami di desa siap,” harap Erwinsyah. (yud)