Mataram (Inside Lombok) – Dinas Sosial Kota Mataram akan mulai memaksimalkan satgas patroli anak jalanan, gelandang dan pengemis (anjal dan gepeng) selama bulan Ramadhan. Pasalnya, selama Ramadhan keberadaan anjal dan gepeng cukup marak di Kota Mataram.
Kepala Dinas Sosial (Disos) Kota Mataram, Baiq Asnayati mengatakan selama Ramadhan pihaknya sudah memiliki strategis khusus dalam penanganan anjal dan gepeng. Pemantauan tidak saja difokuskan di simpang empat, melainkan juga di pusat-pusat perbelanjaan.
“Tetap melihat tugas dan fungsi tanpa melihat hari biasa atau Ramadhan. Sepanjang itu urusan anjal dan gepeng, kita siapkan. Dalam masalah untuk Ramadhan kita punya strategi khusus yang akan kita terapkan,” katanya. Diakui Asna, keberadaan anjal dan gepeng ini cukup mengganggu pengendara.
Diterangkan, untuk sementara waktu tidak ada posko yang dibuat. Kendati demikian, petugas akan ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu, terutama di simpang empat dan pusat keramaian sekaligus berpatroli.
“Kita pakai strategi yang stay dan mobil patroli yang akan kita tingkatkan,” kata Asnayati. Jumlah petugas yang akan patroli anjal dan gepeng yaitu sebanyak 42 orang.
Berdasarkan catatan pihaknya, anjal dan gepeng yang terjaring razia di Kota Mataram sering kali tidak saja dari dalam kota sendiri, melainkan kabupaten lain di NTB. Sehingga, setiap ada anjal dan gepeng yang terjaring, petugas melihat tempat tinggalnya. Jika berasal dari luar Kota Mataram maka akan dikembalikan ke daerahnya. Sementara yang berasal dari Kota Mataram akan diberikan pembinaan.
“Kalau orang kita (Kota Mataram, Red), kita akan assessment apa yang sudah dibantu, apakah mau hidup dengan meminta-minta atau tidak,” ujarnya. Asna mengakui, anjal dan gepeng yang banyak berkeliaran saat ini merupakan wajah lama.
Artinya, pemerintah cukup kesulitan untuk merubah kebiasaan anjal dan gepeng yang sering terjaring razia. Untuk itu pihaknya berharap dengan upaya yang dilakukan saat ini keberadaan anjal dan gepeng di Kota Mataram bisa lebih berkurang. (azm)