25.5 C
Mataram
Rabu, 26 Juni 2024
BerandaBerita UtamaPelayanan Administrasi RSUD Praya Dikeluhkan, Dugaan Pungli Jadi Perhatian

Pelayanan Administrasi RSUD Praya Dikeluhkan, Dugaan Pungli Jadi Perhatian

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya Lombok Tengah (Loteng) kembali menjadi sorotan. Kali ini keluhan datang dari keluarga pasien terkait dengan administrasi rumah sakit yang berbelit-belit, hingga muncul dugaan pungli dari tagihan pasien yang tidak sesuai kuitansi.

Salah satu keluarga pasien yang berobat ke RSUD Praya, Abdullah Zulfa mengaku prihatin merasa atas pelayanan RSUD Praya. Pasalnya, pelayanan yang ada saat ini membuatnya terus-terusan curiga ada oknum yang mencari keuntungan dan memanfaatkan celah dalam pengurusan administrasi pasien.

Hal itu diungkapkannya setelah menerima kuitansi dengan jumlah yang dinaikkan dari tagihan yang telah diketahuinya. Adanya biaya tambahan itu pun disebut Abdullah tidak jelas juntrungannya.

Diceritakan, dirinya memang menggunakan BPJS kelas dua saat berobat ke rumah sakit milik daerah itu. Saat mengurus administrasi, petugas kemudian memberikan informasi bahwa ada biaya tambahan karena dirinya sempat meminta naik kelas perawatan.

- Advertisement -

“Begitu saya mau membayar biaya tambahan itu, saya minta kuitansi. Petugasnya jawab ‘lama kalau pakai kuitansi, pak’. Bisa dititip saja dengan menyodorkan coretan-coretan bukan kuitansi resmi,” tuturnya, Selasa (14/2/2023) saat ditemui di kediamannya.

Ia merasa kaget ketika disodorkan kuitansi resmi yang harus dibayar sebenarnya sejumlah Rp360 ribu, sedangkan uang yang disebut untuk dititipkan sejumlah Rp400 ribu. “Permintaan yang diminta itu tidak sesuai dengan pembayaran yang asli yang tertera di dalam kuitansi. Selisihnya memang Rp40 ribu, tapi kalau misalnya kali banyak pasien kan jadi berapa,” kesalnya.

Selain soal kuitansi yang berbeda nominal tagihannya itu, Abdullah juga mengaku kecewa dengan penebusan obat di apotek rumah sakit tersebut. “Saya dikasih resep dan pergi ke apotek langsung menyerahkan resep ke petugas. Mungkin karena hari Senin pelayanan agak ramai yang perlu dilayani, cuma tidak tertib,” katanya.

Lambannya pelayanan di unit farmasi itu disebutnya terpengaruh pelayanan yang lamban, hingga antrean pasien yang hendak mengambil obat jadi membludak. “Saya yang datang paling awal sudah serahkan resep dibuat jadi paling belakang, yang sakit ini kan nunggu di mobil tinggal ambil obat. Itu yang saya lihat administrasinya tidak tertib,” ujarnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Direktur RSUD Praya, Mamang Bagiansah mengakui masih ada kendala-kendala pelayanan karena dilakukan manual di rumah sakit tersebut. “Kami memang masih menemukan (kendala) itu. Kami akan segera ubah dengan prasarana yang jauh lebih akuntabel dan transparan,” katanya.

Pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan pihak Bank Mandiri untuk mengintegrasikan transaksi dengan sistem rumah sakit. “Itu akan bergeser sekarang kepada pembayaran yang sifatnya tunai menjadi non tunai, jadi tidak perlu transaksi dengan cara manual,” imbuh Direktur RSUD Praya yang baru dilantik beberapa waktu lalu ini.

Di sisi lain, pihaknya mengaku akan sangat terbuka terhadap keluhan-keluhan pasien apabila diadukan secara langsung, sehingga memudahkan untuk melakukan stressing. “Bila perlu tangkap basah (petugas, Red) jika ada kejadian-kejadian seperti itu, dan sudah ada tim pengaduan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat apabila mengalami keluhan,” pungkasnya. (fhr)

- Advertisement -

Berita Populer