Lombok Barat (Inside Lombok) – Pembenahan kawasan wisata Senggigi dan seluruh unsur pariwisata di dalamnya perlu keseriusan. Hal ini penting, sebelum Senggigi semakin ditinggalkan oleh para wisatawan, menuju kawasan pariwisata lainnya yang kini makin banyak menjadi pilihan.
“Tentu saja agenda ini harus dikerjakan bersama. Tidak bisa sendiri-sendiri, tapi seluruh stakeholder yang ada. Harus kompak untuk menata ulang kembali agar menjadi salah satu destinasi pariwisata yang selalu dirindukan oleh para pengunjungnya,” ujar Ketua komisi II DPRD Lobar, Abubakar Abdullah belum lama ini.
Menurut dia, pembenahan Senggigi tidak boleh dilakukan setengah-setengah. Harus ada terobosan yang dapat menjadi magnet untuk menarik kembali minat kunjung wisatawan. Jika tidak, ia khawatir, Senggigi bisa saja akan ditinggalkan wisatawan. “Bisa-bisa wisata Senggigi tidak lagi diminati,” katanya.
Padahal, kawasan pariwisata Senggigi selama ini, menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang paling besar bagi Lombok Barat. “Sumber pendapatan terbesar berasal dari Senggigi,” ungkapnya.
Kemudian sinkronisasi persepsi antara pemerintah dengan para pelaku wisata juga dinilai menjadi suatu hal yang penting. “Anggaran di sektor pariwisata yang lebih, regulasi yang ramah pariwisata dan investasi. Ini termasuk upaya pembenahan yang terus kita dorong,” paparnya.
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Hiburan (APH) Senggigi mengeluhkan sepinya kunjungan ke destinasi wisata itu. Terutama dengan semakin banyaknya opsi di tempat lain, yang menjadi pilihan para wisatawan, sehingga Senggigi terkesan kalah saing.
Bahkan, wisatawan yang masih berkunjung mencari hiburan ke Senggigi kini tersisa hanya 15-20 persennya saja. Kondisi itu juga disebut Abu, perlu menjadi perhatian. Bagaimana Pemda Lobar dalam hal ini juga perlu melakukan upaya untuk membantu mempertahankan usaha mereka. (yud)