Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram mendorong dibukanya layanan vaksinasi pada malam hari untuk menggenjot target vaksinasi.
Memasuki bulan puasa, progres vaksinasi di Kota Mataram mengalami penurunan dengan rata-rata kunjungan sekitar 10-20 orang. Padahal, pada hari-hari biasa sebelum puasa tingkat kunjungan masyarakat untuk mendapat vaksin di tiap puskesmas dapat mencapai 50 hingga 100 orang per harinya.
Diduga penurunan tersebut kemungkinan dipengaruhi bulan puasa, sehingga banyak masyarakat yang enggan untuk divaksin saat sedang berpuasa. Meskipun Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa bahwa vaksin tidak membatalkan puasa.
“Jika mengacu pada fatwa MUI, vaksin di siang hari itu diperbolehkan. Tapi jika masyarakat masih ragu, maka bisa vaksin pada malam hari,” kata Wakil Wali Kota Mataram TGH Mujiburrahman, Jumat (23/4/2021).
Ia mengatakan, Pemkot siap memfasilitasi apabila ada masyarakat yang ingin divaksin malam hari. Ia mendesak
Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah agar segera mengatur teknis pelayanan vaksin malam hari.
“Jika pelayanan vaksin malam hari tidak memungkinkan dilakukan di rumah sakit atau puskesmas, maka pelayanannya dapat dilakukan di tempat-tempat tertentu. Kita harus membukakan ruang bagi masyarakat yang ingin vaksin malam hari untuk menggenjot target vaksinasi,” ungkapnya.
Meskipun demikian, ia menambahkan, masyarakat yang ingin menerima vaksin malam hari harus diberikan secara berkelompok atau melalui organisasi-organisasi tertentu.
“Tentu harus ada kelompok-kelompoknya agar bisa mencakup banyak orang. Kalau hanya untuk beberapa orang saja tidak bisa,” jelasnya.
“Misalnya ada majelis taklim atau kelompok-kelompok tertentu yang meminta vaksin malam hari di tempatnya itu bisa saja difasilitasi,” sambungnya.