Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyatakan telah optimal dan bekerja sungguh-sungguh menggencarkan pencegahan dan penanganan COVID-19, selama pandemi virus corona jenis baru melanda daerah itu.
“Kami bahkan sudah membantu masyarakat yang terdampak secara ekonomi melalui jaring pengaman sosial, memberikan stimulus ekonomi,” kata Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh di Mataram, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Mataram menanggapi pernyataan dari Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah, yang menyampaikan kegeramannya atas sikap pemerintah kota dalam menekan kasus COVID-19 dan lemahnya peran sejumlah instansi sehingga tidak mengawal protokol COVID-19 di sejumlah titik keramaian.
Wali kota mengatakan, dalam hal ini siapapun boleh menilai terhadap kinerja jajaran pemerintah kota dan tim gugus COVID-19, namun dalam kondisi seperti sekarang ini jangan panik dan jangan membuat panik.
Karena itu Wali Kota Mataram mengatakan Pemprov NTB hendaknya membangun serta meningkatkan sinergitas dalam penanganan COVID-19 dan tidak saling menyalahkan.
“Pernyataan yang disampaikan pemerintah provinsi, cenderung menyalahkan pemerintah kota dalam penanganan COVID-19 dan itu tidak baik,” katanya.
Wali kota mengatakan, sebagai bentuk keseriusan pemerintah kota dalam pencegahan dan penanganan COVID-19, pihaknya mempersiapkan anggaran tidak kecil, yakni dengan alokasi rencana penanganan COVID-19 sebesar Rp135 miliar.
“Kami juga telah menyiapkan program penanganan di rumah sakit sedemikian rupa dengan berbagai fasilitas pendukung, termasuk fasilitas isolasi terpusat. Menerapkan jam malam, melakukan contact tracking, rapid test dan lainnya,” katanya.
Di sisi lain, menurut dia, pemerintah kota juga telah menyiapkan operasional bagi 325 lingkungan untuk mendukung program penanganan COVID-19 berbasis lingkungan (PCBL), bahkan menutup tempat ibadah serta pusat perbelanjaan untuk memutus penyebaran COVID-19.
Tapi, akunya, faktanya Mataram saat ini masih zona merah karena penambahan pasien positif baru COVID-19 terus terjadi, termasuk pasien meninggal.
“Namun perlu diketahui, penambahan itu terjadi karena adanya penularan dari lingkungan kerja dan ruang publik. Karena faktanya, untuk klaster lingkungan sudah nol,” kata wali kota. (Ant)