Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, segera melakukan penanganan terhadap sampah yang menumpuk di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di kawasan Sweta.
“Kami sudah minta Dinas Lingkungan Hidup bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait lainnya agar segera melakukan pengangkutan dan mengosongkan TPST tersebut,” kata Asisten II Bidang Administrasi Umum Setda Kota Mataram H Mahmuddin Tura di Mataram, Kamis.
Pengosongan TPST tersebut berdasarkan masukan dari anggota DPRD Kota Mataram Komisi IV, yang menyebutkan sampah di TPST sudah mencapai sekitar 200 truk, sehingga aromanya mengganggu warga sekitar.
Ia mengatakan, apa yang disampaikan Komisi IV tersebut menjadi atensi dan ditargetkan dalam waktu tiga hingga empat hari TPST sudah harus bersih, termasuk jalan masuk itu bukan jalan umum.
Selama ini, keberadaan TPST Sweta kurang efektif, tidak seperti pada awal beroperasional. Sebelumnya sampah yang masuk langsung dilakukan pemilahan dan sampah organik diolah menjadi kompos.
“Sekarang kesannya menjadi tempat penyimpanan sementara sampah, karena volume sampah terus meningkat dan tidak ada kegiatan pengolahan sampah,” katanya.
Terkait dengan itu, dalam upaya jangka panjang, kemungkinan lahan tersebut akan dijual, dan TPST direlokasi ke tempat yang lebih layak.
“Sekarang ini, lokasi TPST Sweta dianggap sudah kurang layak karena berada di pusat pertokoan dan perkantoran. Apalagi lokasinya persis di belakang gudang penyimpanan beras Bulong,” katanya.
Terkait dengan itu, saat ini aparat dari kelurahan dan Kecamatan Sandubaya sudah mulai bergerak mencari lokasi relokasi. Namun perlu diketahui, untuk mencari lokasi pengganti juga tidak mudah sebab belum tentu warga sekitar juga mau ada TPST di lingkungannya.
Untuk itu, sembari menunggu adanya lahan yang akan dibebaskan menjadi TPST, TPST Sweta tetap bisa dimanfaatkan dengan catatan setiap sampah yang masuk harus segera diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan TPST tetap kosong dari tumpukan sampah.
“Dengan demikian, sampah di TPST tetap kosong. Kalau kita tutup sebelum ada lahan pengganti juga tidak bisa sebab volume sampah di kawasan tersebut relatif tinggi,” katanya. (Ant)