Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan kondisi objek wisata Pantai Ampenan masih perlu direvitalisasi sesuai rencana utama, namun kondisi anggaran saat pandemi COVID-19 saat ini belum memungkinakan untuk pembangunan infrastruktur.
“Karenanya untuk sementara, kita terima saja kondisi Pantai Ampenen saat ini, sambil menjaga agar berbagai titik yang telah ditata terpelihara,” kata Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Senin (10/8).
Menurutnya, dalam rencana utama (master plan) revitalisasi kawasan Pantai Ampenan akan dilakukan secara utuh, dengan Kota Tua Ampenan sesuai dengan telah ditetapkannya Kota Tua Ampenan menjadi salah satu bagian dari Jaringan Kota Pusaka Indonesia.
“Jadi penataan tidak hanya di areal bekas pelabuhan, melainkan juga hingga di Jalan Pabean dan Niaga yang memiliki banyak bangunan-bangunan tua bersejarah,” katanya.
Dimana, pemerintah kota harus mampu mempertahankan bangunan-bangunan tua tersebut sebagai ciri khas Kota Tua Ampenan, dan tidak boleh diubah bentuknya sehingga hal itu membutuhkan pengawalan.
“Bangunan tua di Mataram berbeda dengan bangun tua di daerah lainnya yang merupakan milik pemerintah, sedangkan bangunan tua di Mataram, milik warga sehingga kami tidak bisa melakukan penataan secara maksimal,” ujarnya.
Lebih jauh wakil wali kota mengatakan, kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan terakhir dialokasikan pada Tahun 2019 sebesar Rp3,8 miliar bersumber dari dana alokasi khusus (DAK).
Setelah dilakukan revitalisasi dalam beberapa tahun terakhir ini, kawasan Pantai Ampenan semakin membaik dan pengunjung semakin banyak serta aktivitas ekonomi bergerak sangat produktif.
“Karena itulah, kita harus terus melakukan penataan agar perekonomian di Kota Tua Ampenan bisa kembali normal. Untuk miniatur kapal yang rusak, ke depan kita buat lagi dengan desain dan bentuk lebih baik pastinya,” katanya. (Ant)