28.5 C
Mataram
Jumat, 22 November 2024
BerandaBerita UtamaPenerapan Sistem PPDB Zonasi, Beberapa Sekolah di Loteng Perlu Dievaluasi

Penerapan Sistem PPDB Zonasi, Beberapa Sekolah di Loteng Perlu Dievaluasi

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang menggunakan sistem zonasi menuai protes dari para orang tua calon siswa. Bahkan pada sistem ini beberapa sekolah di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) diduga bermain dalam penerimaannya meskipun perekrutannya dilakukan secara daring.

Banyak keluhan dari para orang tua calon siswa yang menduga sistem zonasi yang diterapkan pemerintah sangat tidak adil dan tidak sesuai dengan kebijakan programnya. Pasalnya banyak dari calon siswa yang alamatnya dekat dengan sekolah yang diminatinya dinyatakan tidak lulus dalam pendaftaran.

Salah seorang orang tua calon siswa Asal Lingkungan Sobirin, Kelurahan Prapen, Praya inisial A mengaku bahwa sistem zonasi tidak berjalan sesuai dengan harapan programnya, seharusnya kata dia, sistem zonasi ini mendahulukan calon siswa yang alamatnya dekat dengan alamat Sekolah. Namun nyatanya banyak yang tidak diluluskan dari alamat yang dekat dengan sekolah.

“Saya mendaftarkan anak saya dua kali di sistem daringnya, dan bahkan pada pendaftarannya memprioritaskan empat kelurahan yang ada di Kecamatan Praya,” terangnya.

Dia mengaku sempat mendengar cerita jika ingin anaknya diluluskan pada salah satu sekolah favorit yang diinginkan bisa menggunakan orang dalam, dia memilih sekolah yang tidak berkategori negeri dan jauh dari rumahnya ketimbang daripada seperti itu. “Alhamdulillah memang anak saya sekarang mau mondok,” tuturnya.

Senada, orang tua calon siswa lainnya, Barokah mengaku jika dia juga ditawari slot kelulusan jika membayar biaya bangku yang diminta oleh oknum. Padahal jarak dari sekolah tidak jauh dengan rumahnya, bahkan ia menilai betapa bobroknya dunia pendidikan saat ini. “Ini bukan sentimen semata, tapi memang ada buktinya para orang tua calon siswa yang lulus menggunakan jalur orang dalam,” jelasnya.

Barokah berharap agar pemerintah menghentikan sistem zonasi yang merugikan para calon siswa dan hanya menguntungkan para oknum yang bermain di dalamnya. Selain itu dia juga mengaku jika sistem saat ini rawan untuk dimainkan meskipun pendaftarannya melalui sistem daring.

“Kami berharap agar sistem PPDB dikembalikan seperti dulu, biarkan anak-anak membuktikan dirinya melalui jalur seleksi seperti beberapa tahun lalu. Ini baru saja daftar tanpa tes tiba-tiba ada pemberitahuan tidak lulus. Kan aneh sistem pendidikan kita kalau seperti ini,” pungkasnya. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer