Mataram (Inside Lombok) – Perhelatan MotoGP menjadi angin segar untuk semua sektor, khususnya pariwisata. Terutama dengan besarnya potensi wisatawan yang akan berkunjung. Namun, penonton seri balap utama sepeda motor itu saat ini kebanyakan datang dari luar daerah, sedangkan penonton luar negeri tidak memungkikan datang.
Kondisi tersebut cukup disayangkan, mengingat penonton luar juga diharapkan bisa datang memeriahkan. Masalah lainnya yang menjadi penghalang adalah tingginya biaya yang perlu dikeluarkan bagi penonton luar negeri untuk datang ke Indonesia. Terlebih dengan beberapa aturan seperti kebijakan karantina, serta biaya sponsorship bagi wisatawan mancanegara (wisman) yang cukup tinggi mencapai Rp5-7 juta per orang.
“Kalau kita mau melihat penonton MotoGP ini banyak; satu, jangan ada karantina, cukup vaksin dan PCR; kedua tidak ada biaya sponsorship bagi wisatawan yang datang dari luar negeri ke Indonesia,” kata Pengamat Pariwisata, Taufan Rahmadi, Jumat (25/2).
Dijelaskan, jika sebelumnya wisatawan yang hendak datang mendapatkan visa kunjungan satu kali perjalanan (B211A), sekarang ini ada biaya pengurusan sponsorship untuk mendapatkan visa tersebut.
“Ini menurut saya akan menjadi persoalan sendiri, itu juga menjadi salah satu penyebab banyak penerbangan ke Bali dibatalkan karena wisatawan malas datang ke Indonesia,” ungkapnya. Taufan menyebut biaya yang perlu dikeluarkan untuk sponsorship tersebut terbilang cukup besar, bahkan sebelum ditambah dengan biaya lainnya.
“Kalau dulu cukup datang ke airport, cukup bayar di airport masuk ke kas negara. Kalau sekarang tidak. Misalnya saya datang ke Bali, saya harus bayar kepengurusannya, siapa yang mengurus? travel agent yang ditunjuk,” terangnya.
Dicontohkan, kondisi tersebut yang membuat maskapai Virgin Australia dan Jetstar membatalkan rencana penerbangannya masuk ke Indonesia. Padahal jika dimudahkan, tentu akan banyak wisatawan atau penggemar MotoGP dari luar negeri akan datang.
“Orang Australia itu sekarang lebih banyak pergi ke Thailand, di sana tidak ada karantina dan tidak ada biaya yang tadi itu,” tandas Taufan. (dpi)