Mataram (Inside Lombok) – Bangunan Monumen Mataram Metro yang berdiri megah di pintu masuk Kota Mataram. Namun pembangunan salah satu ikon Ibu Kota Provinsi NTB itu belum juga tuntas, lantaran terhalang alokasi anggaran yang masih terbatas.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Miftahurrahman mengatakan saat ini alokasi anggaran lebih banyak diprioritaskan untuk pembangunan yang lebih dibutuhkan. “Nanti kita cek dulu lah ya. Kita belum lakukan finishing khusus untuk itu, belum,” katanya, Jumat (26/8) pagi.
Ia mengatakan, rencana Pemkot Mataram akan menyiapkan lift sebagai akses untuk bisa menikmati Monumen Mataram Metro. Namun karena alokasi anggaran yang sangat terbatas, rencana pemasangan lift tidak bisa terealisasi.
“Kan rencananya lift, tapi kan tidak ada anggaran. Tangganya juga sekarang belum kita finishing juga,” kata Miftah.
Terkait dengan kebutuhan anggaran untuk bisa menyelesaikan salah satu monumen di Kota Mataram tersebut, Mifta mengatakan perlu memeriksa terlebih dahulu fasilitas mana saja yang belum ada. Dengan begitu, akan terlihat kebutuhan anggaranya.
“Tangga sudah terbangun, cuma belum difinishing. Karena tangga itu alternatif saja,” katanya.
Dinas PUPR Kota Mataram juga mewanti-wanti agar bangunan Mataram Metro tidak dikunjungi dulu oleh masyarakat umum. Karena diakuinya, bangunan yang ada sekarang belum paten sehingga dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kita belum bicara ke sana ini (kunjungan masyarakat, Red) karena harus panten dulu,” katanya.
Monumen Mataram Metro sebelumnya dipertimbangkan untuk bisa dikunjungi oleh masyarakat umum. Namun karena lokasinya yang berada tepat ditengah jalan dikhawatirkan akan mengganggu arus lalu lintas.
“Itu kan di tengah jalan jadi kayaknya belum ke sana (kunjungan masyarakat). Pertimbangan-pertimbangan risiko orang titik kumpul di sana,” ujarnya.
Sebelumnya sudah direncanakan agar monumen itu bisa dikunjungi oleh masyarakat melalui bawah tanah. Dengan rencana tersebut, pemerintah Kota Mataram sudah membebaskan lahan yang akan dijadikan sebagai tempat parkir pengunjung. Namun rencana itu hingga kini belum bisa terealisasi.
“Ya rencananya lewat bawah tanah agar tidak mengganggu pengendara. Nah baru lewat bawah tanah biar bisa lewat sana,” katanya. (azm)