Lombok Barat (Inside Lombok) – Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Lombok Barat (Lobar) mencatat masih banyak penghuni perumahan di kabupaten tersebut enggan mengganti alamat domisili di KTP-nya. Alasannya rata-rata karena mempertimbangkan sistem zonasi sekolah anak.
“Biasanya (alasan mereka) Kota (Mataram) lebih menjanjikan soal zonasi pendidikan. Terutama untuk kebijakan zonasi sekolah,” beber Kepala Disdukcapil Lobar, Saepul Akhkam, saat dikonfirmasi Selasa (23/04/2024).
Kendati demikian, dia menyebut pendaftaran penduduk itu merupakan hak setiap masyarakat, sehingga Disdukcapil dalam hal ini hanya bisa menganjurkan. “Bagaimana pun pilihan itu ada di mereka, tapi kategori mereka ini kan rentan,” terangnya.
Kerentanan yang dimaksud pihaknya dalam hal ini terkait dengan tren penghuni perumahan ini yang berdomisili di Lobar, tapi alamat di KTP-nya justru masih terdaftar sebagai penduduk daerah lain. “Sehingga ketika mereka butuh pelayanan akses dan lain sebagainya, itu justru malah akan menyulitkan mereka sendiri,” jelas Akhkam.
Pihaknya pun telah melakukan uji coba di beberapa perumahan yang ada di Kecamatan Labuapi. Namun, dia mengakui bahwa hasilnya tetap tidak maksimal. “Ada satu perumahan di Terong Tawah, kami datang lakukan pelayanan (untuk mempermudah pergantian domisili), tetapi tidak semua mau,” tuturnya.
Pihaknya pun saat ini belum bisa mempersentasekan berapa jumlah penghuni perumahan yang sudah pindah domisili ke Lobar. “Kalau hitung persentase kami belum mampu mempersentasekan, tapi lebih banyak yang tidak mau pindah,” pungkas Akhkam.
Sebelumnya, kondisi ini juga sempat dipersoalkan oleh Kadis PUTR Lobar, Lalu Winengan, lantaran ramai penghuni perumahan yang menuntut perbaikan jalan. Namun di KTP mereka justru masih masih menjadi warga di luar wilayah Lobar.
“Apa sih dosanya dia mau pindah? Harapan kami, warga (perumahan) di Terong Tawah tidak hanya numpang. Jangan sampai nuntut, tapi numpang,” tegasnya. Karena diakuinya ini juga berpengaruh terhadap proses pemilihan kepala daerah yang akan mengurus Lobar ke depan. “Mereka gak memilih pemimpin dan wakilnya di sini (Lobar), lalu mau serahkan dirinya ke mana,” heranya. (yud)