Lombok Tengah (Lombok Tengah) – Ratusan personel gabungan TNI-Polri dan dari unsur sipil akan dikerahkan dalam agenda pengosongan lahan di kawasan pantai Tanjung Aan pada Selasa (15/7) hari ini.
Kapolres Lombok Tengah, AKBP Eko Yusmiarto menerangkan sebanyak 700 personel yang akan melaksanakan pengosongan antara lain terdiri dari 100 orang Vanguard, perusahaan pengamanan swasta yang ditunjuk oleh PT Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) untuk melakukan pengosongan lahan. Sementara sisanya yakni 600 orang adalah personel Polri, dan selebihnya merupakan personel TNI, Satuan Polisi Pamong Praja, serta Badan Keamanan Desa (BKD).
“Jadi pengamannya adalah TNI, Polri, Satpol PP dan BKD yang mengawal kegiatan tim yang ditunjuk oleh PT ITDC untuk melakukan pengosongan jumlahnya 100 orang,” ujarnya, usai rapat dengan Forkopimda di Mapolres, Senin (14/7). Pengosongan lahan di pantai Tanjung Aan nantinya ditarget tuntas seluruhnya dalam waktu 3 hari, dan tidak ada lagi perpanjangan waktu.
Pengosongan di hari pertama akan menyasar area bagian timur di sekitar Batu Kotak, kemudian hari kedua di bagian tengah dan hari terakhir di bagian barat di sekitar Bukit Merese. “Harus selesai per hari per satu area sesuai jadwal. Tidak diberi waktu lagi, tapi harus dikosongkan. Kalau tidak mau meninggalkan, ya, apa boleh buat, kita akan melakukan pengosongan. Kita tidak akan kalah oleh satu pihak yang akan menghalangi,” tegasnya.
Kendati, Eko menyebut sebelum melakukan tindakan pengosongan, para pedagang akan diberikan pemahaman untuk penataan di kawasan Pantai Tanjung Aan. Penataan itu dilakukan PT ITDC di area yang masuk Hak Pengelolaan Lahan (HPL) karena akan dilakukan pembangunan di tempat itu untuk peningkatan ekonomi masyarakat. “Dari kemarin juga tim kita sudah turun untuk melakukan sosialisasi kepada warga dan pedagang,” imbuhnya.
Menurutnya, pengosongan lahan ini akan diupayakan berlangsung dengan humanis. Para pedagang atau warga bisa mengambil sendiri barang-barangnya dan dibantu tim yang sudah ditunjuk oleh PT ITDC untuk dipindahkan ke tempat lain. “Kami berharap masyarakat bisa bekerjasama di dalam upaya pengosongan lahan ini, tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum serta tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin menghalangi,” tandasnya.
“Warung atau tempat usaha tidak akan serta merta dihancurkan. Melainkan akan diberi kesempatan angkat sendiri oleh pedagang dan dibantu petugas,” tandasnya. (fhr)