Mataram (Inside Lombok) – Kisruh yang terjadi antara SDN Model Mataram dan SMPN 14 Mataram menjadi catatan Dinas Pendidikan. Sorotan utama diberikan pada kinerja guru, yang akan segera dievaluasi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Yusuf Zaini mengatakan kegiatan yang digelar untuk memulihkan trauma peserta didik di SDN Model dan SMPN 14 Mataram saat ini menjadi salah satu catatan terhadap cara guru memulihkan trauma siswa. “Ini acara keakraban ini bisa mengevaluasi kinerjanya,” katanya kepada media, Selasa (6/9) di SMPN 14 Mataram.
Sementara terkait dengan mutasi atau demosi terhadap guru yang memiliki kinerja kurang memuaskan, diakui bisa saja terjadi. Namun saat ini, Dinas Pendidikan Kota Mataram belum mendapatkan arahan dari pimpinan daerah terhadap rencana tersebut.
Mutasi guru ini, kata Yusuf, tergantung dari arahan Walikota Mataram. Pihaknya mengaku tidak bisa melakukan berdasarkan keputusan internal di instansinya. “Betul (dampaknya besar, Red), tapi kami masih menunggu keputusan Walikota,” katanya.
Kejadian perusakan pembatas antara SMPN 14 Mataram dan SDN Model Mataram disebutnya menjadi pelajaran bagi semua sekolah di Kota Mataram, agar mengantisipasi kejadian yang serupa. Kejadian pengrusakan yang terjadi menjadi refleksi terhadap kondisi pendidikan di Kota Mataram.
“Kita sarankan kepada seluruh sekolah untuk mengantisipasi kejadian yang timbul yang diakibatkan oleh baik orang tua dan peserta didik untuk menjaga kondusifitas sekolah,” harapnya.
Ia menerangkan, saat ini hanya SDN Model Mataram dan SMPN 14 Mataram yang belajar di satu bangunan, meskipun memiliki penyekat. Sementara sekolah lain sudah memiliki bangunan permanen masing-masing.“Tidak ada, hanya ini yang gabung,” katanya.
Untuk mengantisipasi kejadian yang sama terulang kembali, SDN Model Mataram sudah mulai memindahkan sarana dan prasarana ke bangunan eks universitas terbuka. Bangunan tersebut akan dimanfaatkan sebagai sekolah permanen bagi SDN Model. (azm)
