Lombok Barat (Inside Lombok) – Para pengusaha hotel di kawasan wisata Senggigi berharap melambungnya harga tiket pesawat saat ini tak berpengaruh pada tingkat okupansi mereka. Meski begitu, kondisi saat ini diakui butuh atensi pemerintah.
“Kenaikan harga tiket ini seharusnya mendapat perhatian khusus pemerintah,” ketus Ketua Senggigi Hotels Association (SHA), I Ketut M Jaya Kusuma saat dikonfirmasi, Jumat (29/07/2022). Pasalnya, mahalnya harga tiket pulang-pergi dari daerah lain menuju ke Lombok dikhawatirkan menurunkan tingkat kunjungan wisatawan.
Mahalnya harga tiket pesawat secara tidak langsung akan berdampak terhadap pariwisata. Sehingga diharapkan pemerintah bisa melakukan upaya untuk menstabilkan harga, agar pertumbuhan sektor pariwisata yang saat ini tengah berupaya pulih pasca-pandemi tak terlalu terbebani.
Termasuk mulai berhembus wacana vaksin booster sebagai syarat perjalanan, juga dirasa akan turut berpengaruh. Kondisi ini diharapkan tidak akan berpengaruh besar hingga mengganggu pertumbuhan pariwisata daerah, seperti saat awal pandemi 2020 silam.
”Dampak pasti ada, tapi masyarakat sudah ada yang mulai booster juga jadi dampaknya tidak akan terlalu,” imbuh Ketut.
Terlebih, dia menyebut saat ini hotel-hotel yang ada di Senggigi baru mulai bisa merasakan angin segar. Ini dapat dilihat dari tingkat okupansi yang menunjukkan tren positif selama enam bulan terakhir.
”Kalau dibandingkan okupansi antara semester pertama tahun 2021 dibandingkan semester pertama tahun 2022, ada kenaikan 41 persen,” jelas dia. Di mana pada enam bulan awal tahun 2021 lalu, okupansi hanya mencapai 30 persen. Sedangkan enam bulan di tahun 2022 ini okupansinya sudah bisa mencapai 42 persen.
”Memang ada hotel di Senggigi yang lebih dari 50 persen okupansinya, tapi ada juga yang di bawah 50 persen. Jadi kalau dirata-ratakan sekitar 40 persenan lah,” papar General Manager Holiday Resort ini.
Khusus untuk Holiday Resort sendiri okupansi enam bulan pertama di tahun 2022 ini diakuinya mencapai 50 persen. Sedangkan okupansi pada tahun sebelumnya saat kondisi pandemi masih mencekam, okupansinya berkisar sekitar 20 hingga 30 persen.
”Kami lebih optimis lagi hingga akhir tahun 2022, okupansi akan semakin membaik disamping ada event WSBK, Iron Man, dan tahun baru nantinya,” pungkas dia. (yud)