Lombok Tengah (Inside Lombok) – Seorang mahasiswa asal Desa Bunut Baok, Praya, Lombok Tengah (Loteng) inisial SA (22) beberapa waktu lalu dilaporkan meninggal dunia karena gantung diri. Meski begitu, posisi jenazah SA saat ditemukan dirasa aneh dan janggal, sehingga pihak keluarga menaruh curiga hingga mendatangi Mapolres Loteng belum lama ini.
Kasat Reskrim Polres (Loteng), IPTU Redho Rizki Pratama, menyatakan bahwa kedatangan keluarga SA beberapa hari yang lalu untuk meminta penjelasan dan keterangan serta menyerahkan proses pemeriksaan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
“Penyidik menjelaskan ke saya pihak keluarga bukan meminta autopsi, tapi mereka menyerahkan penanganannya kepada pihak kepolisian,” katanya usai menggelar konferensi pers, Jumat (30/12/2022) di Mapolres Loteng.
Redho mengungkapkan, hingga saat ini permintaan autopsi terhadap jenazah SA dari pihak keluarga korban tidak ada. “Tapi nanti akan saya konfirmasi lagi kepada penyidik apakah betul atau tidak,” ujarnya.
Redho menjelaskan, bahwa dalam peristiwa tersebut pihaknya juga sebelumnya telah menyerahkan pemeriksaan terhadap jenazah SA kepada dokter. “Tanda-tanda gantung diri itu seperti mengeluarkan lidah dan air seni dengan jeratan tali yang disesuaikan penjelasan dokter seperti itu,” jelasnya.
Terkait kondisi jenazah saat itu pihaknya telah memberikan pemahaman terhadap keluarga korban dengan tidak ada tanda-tanda kekerasan. “Tidak ada tanda-tanda kekerasan sama sekali, kalau lebam itu lebam mayat bukan bekas kekerasan,” ujarnya.
Di sisi lain, disinggung mengenai perbedaan antara tulisan asli dari SA dengan surat yang diduga ditinggalkan oleh SA, pihaknya perlu melakukan pendalaman. “Jika ada perkembangan dalam pendalam ada ditemukan kejanggalan tidak menutup kemungkinan untuk autopsi, tapi sejauh ini kami belum menerima,” pungkanya. (fhr)