Mataram (Inside Lombok) – Dinas Pariwisata Kota Mataram belum bisa menarik retribusi terhadap pemanfaatan fasilitas yang ada di Taman Loang Baloq. Hal ini disebabkan karena belum ada regulasi yang mengatur penarikan retribusi. Padahal, potensi PAD di salah satu destinasi wisata tersebut bisa mencapai Rp1 miliar.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, H. Nizar Denny Cahyadi, Senin (30/5) di Mataram mengatakan, potensi PAD tersebut bersumber dari event yang digelar serta fasilitas yang sudah disiapkan. Karena setelah penataan yang dilakukan, Taman Loang Baloq cukup representatif.
“Kalau sesuai dengan ekspektasi bisa jadi itu Rp1 miliar per tahun hasil dari retribusi di situ. Itu kan hasil hitung-hitungan kami. Tapi walaupun tidak banyak acara di situ nantinya mungkin setengah dari (ekspektasi retribusi) itu bisa masuk,” katanya.
PAD yang bisa menyumbang lebih besar diharapkan berasal dari panggung hiburan yang sudah dibangun. Karena sewa panggung tersebut cukup besar, yaitu sebesar Rp3 juta sekali event.
“Kalau sekarang masih gratis kalau ada masyarakat yang memanfaatkanya. Karena kita tidak punya dasar untuk menarik retribusi termasuk panggung,” ujarnya.
Namun jika ada penarikan yang dilakukan oleh petugas hal itu hanya bersifat sukarela terutama kepada para PKL yang berjualan di area tersebut. Karena hasil sumbangan sukarela dari para PKL digunakan untuk biaya keamanan dan kebersihan destinasi wisata tersebut.
“Kalau PKL itu meminta sumbangan sukarela untuk keamanan dan kebersihan. Hanya PKL yang ada disitu. Kalau yang lain belum ada,” ungkap Denny.
Saat ini, regulasi untuk penarikan retribusi di Loang Baloq hanya tinggal menunggu pengesahaan di DPRD. Jika regulasi tersebut sudah disahkan, maka event yang memanfaatkan fasilitas panggung akan membayar sewa. Sementara untuk pemeliharaan fasilitas yang ada masih dilakukan oleh kontraktor.
“Jadi kami belum bisa menganggarkan untuk pemeliharaannya. Kita tunggu masa pemeliharaan ini selesai baru kami di anggaran perubahan kami menganggarkan untuk biaya pemeliharaannya,” katanya.
Selain itu, Denny mengungkapkan selama ini Dinas Pariwisata Kota Mataram belum bisa meminta pokdarwis untuk bekerja maksimal di Loang Baloq. Karena diakui, tidak ada anggaran yang disiapkan untuk memberikan upah kepada petugas.
“Tidak terlalu push mereka. Karena mereka tidak digaji dari sini. Tidak ada gaji sama sekali. Pokdarwis ini benar-benar sukarela. Mereka mengharapkan kedepannya nanti. Tapi kalau sekarang dalam kondisi seperti sekarang kita harus maklumi,” pungas Denny. (azm)