25.9 C
Mataram
Kamis, 24 April 2025
BerandaBerita UtamaPuluhan Tahun Dalam Kondisi Reyot, Ruang Kelas SDN 2 Jurit Ambruk

Puluhan Tahun Dalam Kondisi Reyot, Ruang Kelas SDN 2 Jurit Ambruk

Lombok Timur (Inside Lombok) – Beberapa ruang kelas SDN 2 Jurit mengalami kerusakan dan tak bisa ditempati, bahkan atap ruang kelas terpaksa ditopang menggunakan kayu agar bisa ditempati meskipun terkadang bahaya selalu mengintai para siswa dan guru saat proses pembelajaran.

Kepala Sekolah SDN 2 Jurit, Lalu Suparlan mengatakan bahwa bangunan SDN 2 Jurit sudah berdiri sekitar 1972 lalu dan saat ini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan beberapa waktu lalu plafonnya runtuh dan kayu penyangga atap patah yang menyebabkan atap hampir ikut ambruk.

“Hari pertama masuk sekolah usai libur lebaran, tiba-tiba langit-langit kelas 5B anjlok dan kayu penyangga atapnya patah yang membuat atap hampir ambruk,” ucapnya, Selasa (15/04/2025).

Tak hanya itu, tembok beberapa ruang kelas juga hampir ambruk yang dapat membahayakan para siswa ketika berada di dekat bangunan. Hal itu membuat pihak sekolah berinisiatif menyangga tembok dengan bambu, dan membatasi areal tersebut dengan bilah bambu agar para siswa tak mendekati bangunan yang akan roboh tersebut.

“Kondisi kerusakan bangunan itu sudah sejak lama, saya jadi Kepala Sekolah di sini sejak tahun 2012 memang sudah lapuk saya temukan. Ditambah lagi dengan guncangan bencana alam gempa bumi tahun 2018,” jelasnya.

Pengusulan untuk perbaikan sendiri sudah sering kali dilakukan oleh pihak sekolah, terakhir dilaporkan pada tahun 2024 lalu dan sampai saat ini belum ada tindak lanjut perbaikan. Sebab, dari 12 ruang rombongan belajar, hanya 3 kelas yang layak untuk digunakan sebagai tempat pembelajaran.

Sementara untuk beberapa ruang kelas yang mengalami kerusakan dan dirasa masih dapat ditempati, terpaksa harus digunakan sementara waktu untuk menampung ratusan siswa yang menimba ilmu di SDN 2 Jurit. Ruang kelas yang rusak itu pun terpaksa plafonnya harus ditopang dengan kayu di tengah-tengah bangku para siswa.

“Hanya 3 kelas yang benar-benar layak ditempati. Jadi untuk proses belajar, kuta bagi siswa menjadi dua shif, ada yang masuk pagi untuk siswa kelas 1 sampai 3, dan ada yang masuk siang untuk siswa kelas 4 sampai 6,” paparnya.

Sekolah yang masuk dalam kategori sekolah penggerak itu pun diharapkan segera mendapatkan perbaikan. Sebab, kondisi saat ini sangat membahayakan para siswa maupun guru karena kondisi yang sangat memprihatinkan dan harus segera mendapatkan perbaikan.

“Kita harap pemerintah dapat segera melakukan perbaikan, sebab kondisi saat ini sangat berbahaya sekali bagi siswa dan guru. Ruang guru saja plafonnya sudah ambruk dan terpaksa kita topang dengan kayu juga,” pungkasnya. (den)

- Advertisement -

Berita Populer