Mataram (Inside Lombok) – Populasi anjing liar di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika masih menjadi perhatian pemerintah dan para pecinta hewan. Populasi anjing liar diprediksi mencapai 220-230 ekor.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Muhammad Riadi mengatakan dari jumlah populasi tersebut sekitar 70-an sudah dimasukkan kedalam shelter oleh pencinta hewan. Selain dimasukkan kedalam shelter, ratusan ekor lainnya sudah disterilisasi. “Inikan (sterilisasi, Red) untuk mengendalikan hewan-hewan liar di Mandalika,” katanya.
Menurutnya, langkah sterilisasi ini akan sia-sia jika masyarakat tidak menjaga kebersihan lingkungan. Pasalnya, anjing liar dari luar akan masuk dan kembali berkembang biak. “Buang sampah sisa makanan maka akan datang anjing liar dari daerah lain,” katanya.
Namun jika tidak ada makanan yang tersedia maka akan hilang dengan sendirinya. “Kalau dikelola dengan baik sampahnya insya allah akan hilang dengan sendirinya,” katanya.
Ia mengatakan, setelah disterilisasi anjing liar yang ada masih tetap dibiarkan berkeliaran. Karena terpenting anjir tersebut tidak berkembang biak. Penangkapan tetap dilakukan hanya saja untuk bisa menangkap satu ekor saja disebut cukup sulit. “Untuk bisa menangkap satu ekor saja tidak gampang. Karena baru niat saja sudah hilang anjingnya,” ungkap Riadi.
Dicontohkan, penangkapan yang pernah dilakukan ketika ada gigitan yang terjadi di Lombok Tengah. Untuk bisa menangkap satu ekor anjing ini membutuhkan waktu selama dua minggu dan ketika sudah ditangkap dipastikan tidak terjangkit penyakit rabies. “Yang kita mengejar gigitan di Sukarara kasus dulu. Kita menangkap dua minggu baru tertangkap. Kita intip terus baru bisa tertangkap,” katanya.
Penanganan anjing liar di KEK Mandalika ini terkait pelaksanaan MotoGP yang akan digelar pada 27-29 September ini. Upaya yang sudah dilakukan diharapkan keberadaan anjing liar tidak sampai mengganggu pelaksanaan MotoGP. (azm)