Lombok Barat (Inside Lombok) – Rumah ratusan Kepala Keluarga (KK) yang ada di Desa Taman Baru, Sekotong terancam tergerus longsor. Kondisi ini mendesak untuk bisa mendapat penanganan segera.
Kadis PUTR Lobar, Lalu Winengan beserta timnya dan Kades sudah turun mengecek tiga titik lokasi yang terdampak banjir. Termasuk di lokasi longsor atau abrasi sungai yang hampir mengenai pemukiman warga dan sekokah.
Selain itu, tim dari PU juga sudah meninjau langsung kondisi jalan yang ada di Dusun Batu Putih yang terputus awal pekan kemarin. Akses jalan tersebut ambruk akibat tergerus air sungai akses satu-satunya jalan warga juga hampir terputus. Sehingga warga yang menggunakan sepeda motor pun harus berhati-hati melewati jalan dusun ini.
Sekdes Taman Baru, Muhamad Mi’ad, menuturkan dampak banjir pada Rabu (01/01) lalu menyebabkan tanggul jebol yang mengakibatkan jalan dusun putus.
“Air meluap hingga menyebabkan tanggul jalan jebol, jalan putus,” jelas Mi’ad.
Jalan ini pun tak bisa dilalui oleh 30 KK yang tinggal di sekitar daerah itu. Dia menyebut, kondisi tanggul tersebut sebelumnya memang sudah ada kerusakan akibat diterjang banjir pada tahun 2022 lalu.
Lokasi lain yang terdampak bencana hidrometeorologi di wilayah Sekotong ini, ada di beberapa Dusun. Seperti Pemegatan, Timbal dan Dusun Batu Putih. Masing-masing Dusun ini, mengalami longsor hingga menyebabkan warga terancam.
Penanganan untuk mitigasi dan antisipaai di tiga titik ini sudah diusulkan sejak tahun 2018 lalu. Dimana, dari hasil Musrenbang penanganan sejumlah longsor tersebut akan diprioritaskan. Namun hingga kini justru belum ada tindak lanjutnya.
“Itu banjir tahun 2022 silam, sudah dijanjikan (penanganan). Bahkan pak Pj Bupati sudah turun waktu itu, sama BPBD. Tapi belum ada tindaklanjut,” bebernya.
Di mana jumlah KK yang rawan terdampak pun diakuinya mencapai ratusan. Sehingga dia menilai, kondisi ini memerlukan penanganan segera.
“Harapan kami kali ini direalisasikan. Seperti disampaikan tim PU yang turun tadi,” harap Mi’ad.
Sementara itu, Kadis PUTR Lobar, Lalu Winengan menyampaikan tiga titik yang terdampak bencana di wilayah Sekotong ini akan disusunkan perencanaan penanganannya melalui BTT. Penanganan ini diakuinya mendadak, karena kalau tidak, masyarakat akan tergerus longsor akibat abrasi sungai.
“Ini memang harus dilakukan (ditangani segera, Red) kalau tidak mau masyarakat tenggelam,” tegas pria berkepala plontos itu.
Dia juga mengatakan perlu adanya kolaborasi dalam penanganan bencana tersebut. Karena ada beberapa bagian yang menjadi kewenangan instansi lain seperti BWS, untuk penanganan sungainya.
“Tugas kami melakukan koordinasi dengan BWS. Besok kita sudah bergerak koordinasi dengan BWS,” imbuhnya.
Namun jika harus menunggu terlalu lama untuk mendapatkan penanganan, dirinya khawatir warga akan menjadi korban. Karena kondisi saat ini diakuinya memerlukan langkah cepat untuk penanganan.
Saat disinggung berapa kira-kira kebutuhan anggaran untuk penanganan dampak bencana tersebut. Winengan menyebut pihaknya masih perlu menghitung bersama tim. Baik dari Bina Marga, serta sumber daya air atau SDA.