Mataram (Inside Lombok) – Sebanyak 159 perantau asal Nusa Tenggara Barat yang mengungsi pascakerusuhan di Wamena, Papua saat ini sudah berada di Jayapura, untuk segera dievakuasi kembali ke kampung halamannya di NTB.
“Sekarang kita tinggal menunggu ketersediaan pesawat yang akan menerbangkan mereka kembali ke NTB,” kata Kepala Dinas Sosial NTB, T. Wismaningsih Drajadiah di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan, sejauh ini situasi di Papua terbilang sudah lebih kondusif. Sementara, warga NTB di Papua juga dalam keadaan aman tanpa ada korban jiwa. Dari data sementara 159 orang warga NTB itu tersebar di sejumlah daerah di Papua. Dari jumlah tersebut, sebagian telah keluar dari Papua.
Sementara sisanya belum bisa dievakuasi. Dari 159 orang tersebut, sebanyak 89 orang sudah berada di Yonif 751, Sentani, Jayapura, Papua. Mereka terdiri dari 6 warga Dompu, 3 warga Lombok, 7 warga Sumbawa, 1 warga Kota Bima dan 72 warga Kabupaten Bima.
Di luar Yonif, masih ada 70 orang yang tersebar di berbagai tempat di Papua. Terdiri dari, 55 orang di Jayawijaya, 1 orang di Puncak Jaya, 6 di Yalimo, 3 di Tolikara dan 5 orang di Lanni Jaya.
“Ini data kemarin malam. Mudah-mudahan pagi sudah banyak yang diterbangkan ke Jayapura,” ujar Wismaningsih.
Wismaningsih mengungkapkan, total 159 orang yang terdata itu merupakan warga NTB yang mengungsi. Masih banyak lagi warga NTB lainnya yang tidak mengungsi. Kebanyakan mereka tidak mengungsi karena bertugas, misalnya warga yang merupakan personel TNI atau pegawai pemerintahan.
“Ini juga merupakan kebijakan nasional, untuk keamanan daerah, agar nanti tidak terjadi kekosongan di Papua,” terangnya.
Wismaningsih menjelaskan, kondisi warga NTB di Papua cukup terjamin. Bahkan, ia menegaskan tidak ada warga NTB yang meninggal dunia akibat kejadian tersebut.
“Warga masyarakat NTB, Alhamdulillah dalam kondisi baik. Mereka mendapat fasilitas dari Danrem setempat di Yonif 751 Jayapura, sehingga tidak tidur di tenda. Bahkan, Kabid dan Koord Tagana ikut tidur di lokasi ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, anak-anak pengungsi bahkan mendapatkan fasilitas permainan seperti odong-odong untuk membuat mereka lebih gembira di pengungsian. Ketersediaan logistik juga sudah sudah mencukupi.
Semua perkembangan ini, menurut Wismaningsih selalu dipantau oleh Gubernur dan Wakil Gubernur NTB.
“Pak Gubernur dan Ibu Wagub komitmennya sangat bagus, beliau mempersilakan evakuasi mengunakan apa saja yang dimungkinkan. Pesawat komersial juga tidak masalah. Karena memang belum ada penerbangan dengan pesawat hercules,” ucapnya.
Selain itu, Wismaningsih menambahkan, koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota di NTB juga terus dilakukan.
“Kabupaten Bima sudah datang Kadisnya. Untuk provinsi, kita mengutus hari Jumat kemarin. Dari Sumbawa, kadisnya juga sudah menanyakan,” katanya. (Ant)