Lombok Timur (Inside Lombok) – Ribuan sapi di Lotim terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Pelayanan pemeriksaan kebuntingan (PKB) dan pelayanan inseminasi buatan (IB) pun dihentikan sementara.
Kabid Peternakan Disnakeswan Lotim, drh. Zulfan Ashari menyampaikan bahwa pihaknya saat ini lebih fokus terhadap penanganan dan pencegahan penularan atau PMK. Hal itu mengingat ternak sapi yang tertular PMK di Lotim sudah mencapai angka ribuan.
“Penularan wabah PMK ini tidak hanya ditularkan oleh ternak, tapi juga manusia. Sehingga pelayanan IB dan PKB dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan,” ucapnya saat ditemui awak media di ruangannya, Rabu (25/05).
Dikatakan Zulfan, jika peternak memaksa ingin diberikan pelayanan IB maupun PKB, pihaknya akan tetap memberikan pelayanan dengan catatan hanya diberikan kepada satu ekor sapi ternak saja.
“Jika memang mendesak kita akan layani tapi hanya satu saja setelah itu petugas harus langsung pulang, karena tidak boleh lagi memberikan pelayanan ke yang lain,” katanya.
Pelayanan yang diberikan terhadap satu ternak tersebut dikarenakan wabah PMK juga dapat menular dari manusia. Untuk itu pelayanan dibatasi untuk mencegah penularan yang lebih meluas.
“Karena virus itu bisa menempel di baju dan kulit petugas yang melakukan pelayanan jadi harus bersih dan steril dulu baru berikan pelayanan,” jelasnya.
Untuk itu, Zulfan mendorong para peternak untuk melakukan kawin alami dulu, meskipun kawin alami dinilai lebih berisiko daripada dengan IB. Akan tetapi risiko penularan wabah PMK juga sangat tinggi jika menggunakan IB.
“Kawin ternak dengan IB juga tinggi, keduanya memang beresiko tapi lebih baik dikawinkan secara alami saja,” pungkasnya. (den)