Mataram (Inside Lombok) – Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Permata Hati berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Khususnya bagi pelayanan kesehatan ibu dan anak, agar memiliki daya hidup yang baik.
Dalam upaya mewujudkan pelayanan kesehatan tersebut, Direktur RSIA Permata Hati dr. Agus Thoriq, Sp.OG menyebut pihaknya menerima pengobatan pasien, baik pasien umum, asuransi dan BPJS tanpa membeda bedakan pasien.
“Kami tidak ada membeda-bedakan pasien. Terlebih 80 persen pasien kami di Permata Hati adalah pasien BPJS,” ujar dr. Agus Thoriq, Rabu (1/6) di Mataram. Dengan pelayanan yang diberikan, RSIA Permata Hati mampu membangun reputasinya sebagai rumah sakit khusus ibu dan anak yang menjadi pilihan masyarakat, baik di Pulau Lombok maupun NTB secara umum.
Di sisi lain, pihaknya menyayangkan adanya beberapa pemberitaan yang menyebut pelayanan di RSIA Permata Hati merugikan pasien. Terlebih saat perawatan pasien telah dilakukan dengan maksimal dan sesuai prosedur.
“Kami sangat menyayangkan informasi tersebut cenderung tendensius, tanpa klarifikasi yang memadai sebelumnya,” lanjut dr. Agus Thoriq.
Diterangkan, dalam beberapa pemberitaan disebutkan RSIA Permata Hati telah melakukan operasi persalinan pasien Ny. NA (27) dengan bedah sesar. Operasi pun berjalan lancar, di mana bayi pasien berhasil dilahirkan dengan sehat.
“Ny. NA menjalani bedah sesar pada 10 Mei 2022, karena (bukaan) persalinan tidak mengalami kemajuan sementara denyut jantung janin mulai tidak normal. Operasinya tentu dilakukan atas persetujuan pihak keluarga, dan berjalan lancar; ibu dan bayi sehat. Keduanya pulang dari RS keesokan harinya,” jelas dr. Agus Thoriq.
Sayangnya, pasien mengalami infeksi setelah sepekan menjalani operasi. Di mana ditemukan luka operasi yang basah sehingga dokter memberikan obat antibiotik dan perawatan luka.
Karena pasien tidak kunjung pulih dengan perawatan konservatif yang diberikan, dokter memutuskan melakukan operasi untuk membersihkan lapisan kulit yang terinfeksi pada 24 Mei 2022. Sayangnya infeksi kembali terjadi di daerah operasi 5 hari kemudian, sehingga pasien diputuskan menjalani operasi pembersihan infeksi oleh dokter spesialis bedah pada 31 Mei 2022.
“Saat ini pasien dirawat dan dalam kondisi baik. Diharapkan pulih 4-5 hari ke depan,” lanjut dr. Agus Thoriq. Di sisi lian, pihaknya menyayangkan adanya pihak yang menyebut infeksi yang dialami sebagai akibat dari malpraktek rumah sakit. “Jadi perlu dibedakan risiko medis dengan malpraktek,” tegasnya.
Diterangkan, malpraktek adalah kondisi di mana tenaga medis melakukan kelalaian saat melakukan tindakan medis, semisal tertinggalnya gunting operasi atau kain kasa dalam rongga perut pasien, atau memberikan transfusi darah ke pasien yang salah sehingga menimbulkan komplikasi pada pasien. Sedangkan risiko medis adalah kondisi yang dapat terjadi saat dilakukan atau setelah dilakukannya suatu prosedur medis, semisal perdarahan pasca operasi sesar karena otot rahim tidak bisa mengkerut dengan normal, atau infeksi dari luka operasi.
“Bahkan untuk operasi sesar, kemungkinan risiko medis seperti infeksi itu bisa terjadi antara 3-15 persen, dan itu wajar,” jelasnya.
Ada beberapa indikator yang dapat meningkatkan potensi munculnya risiko media pascaoperasi. Antara lain pasien dengan lapisan lemak bawah kulit yang tebal, perawatan perban yang kurang baik (perban terbuka karena keringat berlebihan atau karena tidak dikeringkan dengan baik saat mandi), kurang mobilisasi, kurang asupan nutrisi dan air, atau kondisi anemia dan kadar protein darah (albumin) yang rendah.
“Setiap keputusan tindakan medis, adalah hasil kesepakatan bersama antara dokter, pasien dan keluarga. Menimbang apa yang terbaik dari keuntungan dan risiko tindakan saat itu. Namun keputusan akhir, ada pada pasien dan keluarga,” jelas dr. Agus Thoriq.
Sebagai bentuk komitmen memberikan pelayanan kesehatan terbaik, RSIA Permata Hati juga mendorong kesembuhan Ny. NA dengan memberi antibiotik dan suplemen. “Kami tanggung semua biaya tambahan obat di luar tanggungan BPJS, ini sebagai bentuk komitmen kami pada pasien. Termasuk meningkatkan menu diet pasien agar bisa segera pulih,” jelasnya.
Ditemui terpisah, Ny. NA yang masih menjalani perawatan membenarkan kondisinya telah membaik. “Alhamdulillah bisa lebih membaik. Karena kemarin setelah (operasi) yang ketiga lumayan enak,” ujarnya didampingi suami. (r)