Mataram (Inside Lombok) – Penyajian makanan khas NTB dalam bentuk kemasan steril menjadi salah satu cara memberi nilai tambah sekaligus mengenalkan produk lokal ke pasar yang lebih luas. Baru-baru ini dua kuliner khas Pulau Sumbawa direncanakan pengemasannya.
Hal ini penting untuk mendorong Industri Kecil dan Menengah (IKM) NTB terutama pada IKM kuliner bisa meningkat. Kepala Balai Kemasan NTB Aryanti Dwiyana menerangkan, kuliner khas dari NTB sangat banyak diminati. Baik dari pulau Lombok yakni seperti sate rembiga, ayam rarang dan ayam taliwang yang dikemas menggunakan kemasan steril.
Kali ini kuliner khas Sumbawa akan dicoba dikemas dengan kemasan steril, seperti Singang, Siong Sira, Sira Padang, Sepat. Dari empat mode ini yang telah dicoba, dibina dan lolos pengujian lebih dari 10 hari adalah Sira Bagek atau Siong Sira dan Sira Padang.
“Ini bisa dikemas seperti kemasan sate rembiga (standing pouch). Kalau Siong Sira ini lebih banyak bumbu kunyitnya, sedangkan Sira Padang lebih ke rasa pedas dan berwarna merah,” ungkap Aryanti Dwiyani, Kamis (9/6).
Apalagi Pulau Sumbawa dalam waktu dekat menghadapi perhelatan event MXGP Samota Sumbawa, tentu ada dukungan dari para UMKM dan IKM yang ada di lokasi event. Untuk itu difokuskan pada pelaku usaha setempat. Sebab tidak cukup hanya kemauan niat saja, tanpa dibarengi tindakan nyata.
“IKM kita mau berkembang, tapi tidak mau dengan bertindak (tindakan nyata). Karena sebenarnya banyak potensi-potensi yang bisa berkembang,” ungkapnya.
Dikatakan, seperti pada beberapa kuliner khas Sumbawa yang diuji coba untuk dikemas dengan kemasan steril. Nantinya setelah lolos uji coba, diharapkan pelaku IKM terkait dapat meningkatkan produksinya. Serta harus digempur bersama-sama untuk lebih maju lagi. Terlebih melihat pangsa pasar dari kemasan ini, dengan berbagai event yang ada diyakini akan cepat kembali modal.
“Terpenting produk lebih menarik, daya tahan lama dan bisa dibawa kemana saja. Sambil nonton MXGP pun bisa bawa dan dimakan,” jelasnya.
Dijelaskan seperti kuliner khas NTB baik dari Pulau Lombok sangat diminati. Terutama jika kuliner ini sudah bisa dikemas dengan kemasan steril. Misalnya yang sudah dicoba sate rembiga di pusat oleh-oleh ternama di kawasan Senggigi dijual dengan harga tinggi setelah dikemas.
“Itu harganya Rp60 ribu per bungkus, padahal harga aslinya Rp30 ribu per bungkus. Ini menunjukkan kuliner yang dikemas dengan kemasan steril sangat diminati konsumen,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian (Disperin) NTB Nuryanti mengatakan, melalui Balai Kemasan NTB telah dilakukan proses uji coba pengembangan kuliner Sumbawa, yakni Sira Bagek dan Sira Padang ke dalam kemasan steril tahan lama. Sebagai salah satu upaya untuk mendorong peningkatan nilai tambah produk olahan IKM NTB.
“Strategi kemasan steril tahan lama menjadi salah satu opsi untuk mendorong produk IKM NTB terlibat secara aktif pada event internasional MXGP,” ujarnya. (dpi)