Mataram (Inside Lombok) – Santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Aziziyah atas nama Nurul Izatih (14) yang terbaring di rumah sakit setelah diduga mengalami penganiayaan di dalam pondok meninggal dunia, Sabtu (29/6) sekitar pukul 10.30 Wita. Sebelumnya NI telah menjalani perawatan selama 16 hari di RSUD dr. Soedjono Selong, Lombok Timur.
Ketua Umum Pusat Bantuan Hukum Mangandar (PHBM), Yan Mangandar Putra selaku pendamping dan kuasa hukum korban mengkonfirmasi wafatnya Nurul menerangkan, almarhum rencananya akan dimakamkan di tanah kelahirannya di Ende, NTT.
Kendati, sebelum dimakamkan pihak keluarga telah mengizinkan agar jenazah korban diautopsi terlebih dahulu untuk mengetahui sebab kondisi kritisnya. “Almarhumah Nurul Izati akan dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Mataram,” jelasnya.
Sebelum meninggal, Nurul memang dalam kondisi kritis dan dipasangi ventilator akibat henti napas. Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD dr R Soedjono Selong, dr Yahsir Wahyu Purnomo juga sudah mengungkapkan beberapa hasil pemeriksaan kesehatan Nurul, antara lain ditemukannya luka akibat benda tumpul di bagian kepala belakang sebelah kiri korban serta inflamasi atau peradangan di area bawah mata sebelah kiri.
Adanya pendarahan subarachnoid atau pendarahan pada ruang antara otak dan jaringan yang menutupi otak pada NI ditemukan oleh pihak rumah sakit setelah dilakukan CT scan. Luka itu diduga akibat benturan benda tumpul. Selain itu, ada juga lebam di area mata sebelah kiri pasien yang bisa terjadi karena beberapa hal, meski belakangan dari pihak ponpes menyebut lebam di mata NI semata akibat kebiasaan menusuk jerawat dengan jarum pentul.
“Dari sisi medis yang bisa kita bedakan yakni jenis lukanya, apakah benturan benda tajam atau benda tumpul. Sehingga yang kita temukan dari hasil pemeriksaan adanya benturan benda tumpul,” jelas Yahsir. (r)