Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) menginisiasi berdirinya Hortimart yang berlokasi di Kantor Dinas Pertanian Kota Mataram. Penginisiasian Hortimart dihajatkan untuk menjadi media transaksi pembelian sektor hortikultura yang ada di NTB.
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah M.Pd., mengatakan, NTB memiliki potensi yang sangat luar biasa. Pihaknya akan terus berkomitmen untuk makin membenahi NTB, termasuk dalam sektor hortikultura.
“Apabila membicarakan sektor hortikultura, maka tidak dapat dipisahkan dari tingkatan rumah tangga,” ujar Rohmi seusai meresmikan Hortimart, Kamis (15/12). Pemprov NTB menekankan tidak akan hanya berbicara perihal penanaman di tanah yang luas, melainkan masyarakat NTB harus senang dan berkomitmen bercocok tanam di ruang-ruang privat, seperti di area rumah.
“Maka dari itu, kami akan terus memaksimalkan potensi ekspor produk-produk yang dihasilkan di NTB,” papar Rohmi. Menurutnya, NTB memiliki lahan yang indah, bahkan sangat subur. Namun, seluruh pihak mesti rajin memelihara serta memperhatikan tanaman-tanaman yang telah ditanam, serta membangun kolaborasi yang apik, termasuk dalam sektor hortikultura.
Disinggung mengenai pupuk organik, Rohmi menjawab bahwa NTB harus menjadi daerah terdepan untuk pemanfaatan pupuk organik. “Pupuk organik berasal dari sampah. Dengan menciptakan pupuk organik dari sampah, maka sampah tidak akan menjadi limbah, melainkan menjadi berkah,” jelas Rohmi.
Lebih lanjut, Rohmi menjelaskan sektor pertanian dan perkebunan menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 14 persen pada triwulan pertama tahun 2022. Maka dari itu, ia menekankan bahwa sektor pertanian dan perkebunan mesti selalu diperhatikan.
“Pertanian dan perkebunan di NTB telah menjadi tulang punggung perekonomian di NTB. Oleh karena itu, harus selalu dirawat dan diperhatikan,” tekan Rohmi. Menurutnya, sektor pertanian dan perkebunan tidak terlepas dari organisasi perangkat daerah lain. Misalnya Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, dan masih banyak lagi. Sektor pertanian dan perkebunan harus diperhatikan secara bersama-sama.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Drs. H. Fathul Gani M.Si., mengatakan, pihaknya menciptakan Hortimart sebagai media untuk bertransaksi dalam skala besar di sektor hortikultura. Selain itu, melalui Hortimart, ia ingin menyediakan lahan informasi mengenai ketersediaan produk hortikultura di NTB.
“Jadi, apabila pembeli pembeli dari luar daerah atau bahkan dari luar negeri mencari informasi mengenai produk-produk hortikultura di NTB, dapat mengakses informasi dari Hortimart,” ujar Fathul, saat mendampingi Wakil Gubernur NTB meresmikan Hortimart.
Melalui Hortimart, Distanbun NTB akan memberikan informasi yang sangat detail, mulai dari letak kawasan penanaman sektor hortikultura, jenis-jenis produk, dan lain-lain. Distanbun NTB tidak menerima pembelian yang berbentuk eceran, melainkan hanya menerima pembelian dalam skala kuintal dan ton.
Selanjutnya, Fathul menjelaskan, produksi padi di NTB pada tahun 2022 mencapai sekitar 69.000 ton. Kemudian, nilai produksi hortikultura di NTB mencapai angka sekitar 128 kuintal. Itu artinya, sektor pertanian telah menjadi penyumbang lapangan pekerjaan yang cukup besar di NTB.
“Jadi, apabila ada tanggapan bahwa sektor pertanian adalah penyebab terjadinya kemiskinan, maka itu cukup keliru,” beber Fathul.
Dua tahun ke depan, Fathul berkomitmen bahwa NTB akan mengurangi jumlah ketergantungan pada pupuk kimia. Pada peresmian Hortimart, pihaknya hanya menghadirkan seluruh hasil budidaya hortikultura yang memakai pupuk organik.
“Kami berkomitmen untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia. Dengan sektor pertanian yang kuat, negara akan menjadi sejahtera,” pungkas Fathul. (r)