Lombok Tengah (Inside Lombok) – Ruang kelas VI SDN 2 Tengari Kelurahan Praya Kecamatan Lombok Tengah (Loteng) ambruk Minggu (21/3/2021) sore. Penyebabnya karena gedung sekolah tersebut sudah rapuh dan tidak pernah direhabilitasi selama sepuluh tahun lebih. Untung saja, tak ada korban jiwa pada kejadian tersebut.
“Hari Minggu menjelang Shalat Magrib sekitar pukul 6:30 WITA (robohnya),” kata Kepala SDN 2 Tengari, Hj.Baiq Hj.Ahadanik, Selasa (23/3/2021).
Dikatakan, satu pekan sebelumnya sudah ada tanda-anda ruang kelas tersebut akan ambruk, mulai dari pasir dan bata jatuh. Tapi ruang kelas tersebut masih tetap dipakai.
Hingga akhirnya beberapa hari sebelum ambruk, plafon jatuh. Setelah itu para siswa dipindahkan untuk menghindari adanya korban.
“Sebelum rubuh ini anak-anak memang sudah dipindahkan,”jelasnya.
Dari informasi yang diperoleh pihaknya, rehabilitasi ruang belajar tersebut sudah dipastikan akan dilakukan pada tahun ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK). Tim konsultan sudah turun melakukan survey ke lokasi.
“Yang dapat proyek (rehabilitasi ruang kelas) kelas V dan kelas VI. Karena dampak (rubuh) juga kelas V,”katanya.
Rencananya, anggaran untuk rehabilitasi satu ruang kelas tersebut sebesar Rp50 juta. Hanya saja, saat dilakukan survey bentuknya masih rehab sedang. Adapun saat ini kondisinya sudah harus rusak berat.
“Kita hanya menerima nanti sekolah kita bagus. Sementara yang teknis kita tim teknisnya,”imbuhnya.
Dari pantau Inside Lombok, yang mengalami kerusakan di SDN 2 Tengari bukan hanya dua ruang kelas. Namun tiga ruang kelas. Hal itu terlihat dari atap yang sudah lapuk dan butuh penanganan segera di ruang kelas lain.
Terpisah, PLT Kepala Dinas Pendidikan Lombok Tengah, HM.Nazili mengatakan, SDN 2 Tengari sebenarnya sudah mendakapatkan bantuan dana rehabilitasi dua ruang kelas pada tahun ini.
Anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Namun, kenyataan di lapangan, yang butuh rehab sebanyak tiga ruang kelas, yakni kelas IV, V dan kelas VI.
“Tapi ini proses sudah berjalan. Apakah bisa dilakukan revisi atau tidak. Kalau dipaksakan dua lokal, tidak bisa. Karena yang rusak tiga lokal,”katanya.
Terkait hal ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan tim teknis apakah perbaikan ruang kelas di SDN 2 Tengari akan tetap dua ruang kelas atau bisa diperluas. Sehingga perbaikannya bisa tuntas sekaligus.
Di sisi lain, pelaksanaan DAK tahun ini dilakukan secara tender. “Kalau tahun kemarin kan secara swakelola. Kalau seperti itu, perbaikan yang dua itu bisa menjadi tiga. Tapi kalau tender, itu tidak bisa lebih dan kurang,”tandasnya.