Mataram (Inside Lombok) – Pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan III tahun 2022 ini tercatat mencapai sebesar 1,59 persen, lebih rendah dibanding periode sebelumnya yang mencapai 5,04 persen. Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTB harus memperkuat investasi untuk meningkatkan pergerakan pertumbuhan ekonomi daerah.
Upaya pemerintah daerah merawat sumber-sumber dari sektor pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi hal penting untuk dilakukan. Terutama untuk menjaga daya beli masyarakat, sehingga diperlukan insentif berupa bantuan sosial atau subsidi barang. Di samping terus mengupayakan agar investasi dalam daerah bisa bertumbuh.
“Kita ketahui bahwa sektor investasi adalah salah satu pelumas dari pertumbuhan ekonomi NTB. Jadi bagaimana menarik para investor untuk masuk kesini,” ungkap Pengamat Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mataram (Unram), Firmansyah, Jumat (11/11).
Pemerintah diharapkan dapat mengelola belanja pemerintah dengan baik, sehingga anggaran tersebut dapat terealisasi dengan tepat waktu dan tepat sasaran. Kemudian sebagian belanja pemerintah digunakan juga untuk memitigasi dampak dari kenaikan harga sekaligus memenuhi pasokan barang. Sehingga dengan begitu daya beli masyarakat bisa terjaga.
“Selain itu perlu juga memperkuat dan meningkatkan ekspor, dengan meningkatkan produk, mencari alternatif lain dari negara tujuan ekspor. Jadi semua dilakukan secara komprehensif,” terangnya.
Nantinya, itu meningkatkan devisa negara dan ekspor menjadi salah satu cara daerah untuk keluar dari definisi rectum. Menurut Firmansyah pemerintah juga bisa mengupayakan sumber pemasukan atau pendapatan dari pelaku usaha di daerah. Mengingat banyak event olahraga internasional yang terselenggara di NTB, di mana menjadi momentum untuk bisa meningkatkan pendapatan masyarakat di dalam daerah.
“Kesempatan ini yang perlu dicarikan cara, kira-kira apa yang menjadi ruang-ruang bagi warga lokal untuk meningkatkan pendapatannya. Sehingga bisa mempertahankan pendapatannya dengan berbagai event,” tuturnya.
Sementara itu melambatnya roda perekonomian NTB saat ini merupakan dampak dari dinamika ekonomi global yang sedang terjadi di sejumlah negara di belahan benua Eropa. Terlebih inflasi di negara tersebut sudah mencapai dua digit dan tertinggi dalam sejarah perekonomian Eropa. Di mana Eropa sedang menghadapi resesi.
“Jadi berapapun angka pertumbuhan ekonomi NTB selama itu masih bertumbuh, kita (NTB) patut bersyukur. Terlihat dari ekonomi global yang melambat, maka dampak dari aktivitas ekonomi menurun secara global sedikit banyak akan berpengaruh pertumbuhan ekonomi daerah,” pungkasnya. (dpi)