Lombok Barat (Inside Lombok) – Dibukanya ruang untuk menyelenggarakan atraksi peresean bersama sanggar-sanggar yang ada di Lombok Barat berhasil menarik minat wisatawan. Khususnya bagi wisatawan mancanegara yang ingin lebih tahu, bahkan mencoba langsung seni tradisi tersebut.
Seperti saat pagelaran seni Sasak di Taman Kebon Datu Presak bersama Sanggar Sasak Galih Peresak, akhir pekan kemarin. Serunya aksi saling cambuk antar pepadu yang diiringi musik gamelan menambah kesan suasana sore itu, yang seolah memberi bumbu magis kepada para wisatawan asing yang hadir menyaksikan atraksinya.
Di momen itu, dua orang turis asal Australia pun tiba-tiba berlari ke atas panggung untuk mencoba bertarung, bak pepadu. Aksi kedua turis itu sontak mendapat tepuk tangan meriah. Tingkah mereka pun menjadi hiburan dan juga kebanggaan bagi penonton dan warga sekitar yang hadir.
Kendati, usai bertanding, mereka sempat mendapatkan sedikit perawatan dari tim medis. Namun, kedua turis itu mengaku antusias dan merasa terhormat dapat mencoba salah satu kebudayaan asli Lombok ini.
“Ternyata tidak semudah yang saya pikirkan. Itu membuat saya terkesan dan saya merasa terhormat bisa memegang tongkat (penjalin, Red) ini,” ucap Alexi Falson, salah satu turis.
Sebagai wisatawan, ia berharap atraksi budaya seperti ini bisa tetap digelar untuk memberikan tontonan bagi wisatawan yang berkunjung.
“Saya harap atraksi semacam ini paling tidak seminggu sekali bisa digelar untuk memberikan opsi bagi wisatawan untuk mengunjungi Lombok,” sambungnya.
Senada dengan Alexi, salah satu pelaku pariwisata, Mangku Bumi yang juga hadir menyaksikan pagelaran mengaku senang karena bisa memberikan tontonan menarik bagi tamu asal Inggris dan Australia yang ia bawa ke lokasi.
“Event atraksi seperti ini sangat luar biasa. Kami sebagai pelaku dan praktisi pariwisata sangat mengapresiasi Pemkab Lombok Barat dalam hal ini Dinas Pariwisata (Dispar), Kepala Desa hingga masyarakat di sini sudah menampilkan event atraksi seperti ini,” tutur Mangku.
Kades Peresak, Bahri pun turut mengapresiasi pagelaran yang digagas Dispar Lobar itu. Menurutnya, kegiatan seperti ini menjadi contoh kecil bagi desa wisata seperti Desa Peresak yang juga bisa mengembangkan kesenian daerah menjadi atraksi wisata yang menarik.
“Kami berharap kepada semua pihak terlebih kepada warga kami untuk membantu kami, khususnya di objek wisata Kebon Datu ini pada saatnya nanti mungkin kita adakan lagi kegiatan seperti ini, dan tentunya nanti akan ada feedback-nya kepada desa,” harap Bahri. (yud)