Mataram (Inside Lombok) – Tokoh masyarakat Nusa Tenggara Barat di Jakarta, Lalu Sudarmadi atau akrab disapa Mik Tjuck menyarankan sengketa lahan sirkuit Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah diselesaikan secara non litigasi yang mengedepankan musyawarah dengan nuansa kekeluargaan.
“Menyangkut masih adanya gugat menggugat atau pun sengketa lahan, kami berpendapat supaya dilakukan melalui jalur non litigasi. Seperti mediasi dan musyawarah mufakat. Jangan kita biarkan berlarut larut masalah tersebut,” ujarnya dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Minggu.
Mantan Sekretaris Jenderal Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sekaligus Mantan Komisaris Utama PT ASDP ini, sangat menggandrungi proyek super strategis nasional ini sukses. Dia meminta polemik yang terjadi di kawasan tersebut segera dituntaskan.
“Kami sangat setuju proyek strategis nasional tersebut harus segera selesai dan sukses, namun kita juga tidak mungkin membiarkan saudara saudara kita yang memiliki hak atas sebagian objek yang disengketakan kecewa. Untuk itu kepada pemerintah daerah baik provinsi ataupun Lombok Tengah bersama ITDC untuk lebih agresif menuntaskan masalah masalah yang ada,” terang Mik Tjuck.
Diketahui, sengkarut lahan MotoGP di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Lombok Tengah belum berkesudahan. Masih beberapa warga yang tetap bertahan di lahan tersebut, meskipun saat ini PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menyiapkan lahan seluas 2,5 hektare untuk relokasi warga.
Lalu Sudarmadi mengatakan, kawasan yang akan digunakan sebagai sirkuit MotoGP tersebut telah memasuki finishing, sehingga dia berharap agar semua pihak untuk memprioritaskan kepentingan NTB dari kepentingan-kepentingan pribadi.
“Kepada saudara saudara di NTB, kita harus berpikir ‘NTB First’. Mendahulukan kepentingan NTB. NTB yang utama. Kami yakin banyak pihak yang merasa tersaingi dengan KEK Mandalika ini. Yang akan senang jika Mandalika tersendak dan bahkan gagal. Untuk itu kita perlu jaga dan sukseskan proyek ini. Demi anak cucu kita. Demi kesejahteraan masyarakat NTB,” katanya.
Ia menyatakan, lahan di kawasan MotoGP itu tidak hanya soal perhelatan MotoGP semata, tapi juga sebagai prime mover atau mesin penggerak kebangkitan ekonomi daerah. Sehingga, dia meminta semua pihak melepas segala kepentingan pribadi demi NTB.
“Kawasan KEK Mandalika tersebut, akan dilaksanakan event internasional secara reguler, MotoGP. Ini adalah anugerah luar biasa bagi masyarakat Lombok NTB khususnya dan Indonesia umumnya,” ujarnya.
“Akan ada berkah turunan lainnya yang akan diakibatkan oleh Moto GP tersebut. Mandalika kita bisa andalkan sebagai ‘prime mover’ kebangkitan ekonomi Nusa Tenggara Barat. Untuk itu kami berharap kita semua, saling bergandeng tangan, hand to hand mengawal proyek strategis tersebut,” sambungnya.
Sementara, terkait dengan ultimatum Kapolda NTB yang akan mempidanakan provokator yang memicu sengketa lahan terus alot, Mik Tjuck sangat mendukung. Ia meminta pihak kepolisian mengambil tindakan tegas terhadap oknum yang memperkeruh suasana.
“Bahwa terhadap langkah pemidanaan yang akan dilakukan oleh Polda NTB kami sangat mendukung dengan syarat sepanjang semua tahapan tahapan pemenuhan hak masyarakat telah dipenuhi,” katanya.
“Kami juga memahami pasti ada saja pihak pihak yang tidak memiliki kepentingan atas sengketa itu bisa saja bermain, memperkeruh situasi, terhadap hal itu kami sangat setuju Polda NTB untuk ambil langkah hukum,” tegasnya. (Ant)