Lombok Barat (Inside Lombok) – Seorang konsultan pengawas proyek pembangunan rumah dinas Puskemas Dasan Tapen, Gerung diduga dipukul oleh oknum kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut.
Itu lantaran terjadi debat di antara keduanya. Menyangkut persoalan teknis pengerjaan proyek tersebut yang akhirnya berujung cek-cok dan pemukulan. Hal tersebut terjadi Selasa (17/11/2020) pagi sekitar pukul 09:00 Wita.
“Jadi memang ada perdebatan soal teknis pekerjaan. Tapi setelah itu dia emosi mungkin karena memang dia lebih tua dari saya, jadi merasa tidak dihormati” ungkap Konsultan Pengawas proyek pembangunan rumah dinas puskemas Dasan Tapen, Zamhir Muhayadi, melalui sambungan telepon, Rabu (18/11/2020).
Sementara itu, Zamhir mengaku bahwa perdebatan itu terjadi lantaran perlunya bersikap profesional dalam bekerja.
“Dia tidak terima, waktu dia ngambil kuda-kuda, saya berusaha menghindar tapi jatuh. Nah pas saya jatuh itu, langsung dia hantamkan balok itu” tuturnya.
Balok tersebut, kata dia, berukuran cukup besar (balok 57) yang dihantamkan kemudian mengenai lengan sebelah kirinya. Karena berusaha melindungi bagian kepalanya yang nyaris terkena hantaman balok.
“Waktu kejadian, posisinya lagi banyak pekerja di sana, banyak tukang, setelah dihantamkan itu, langsung semua datang untuk melerai” ujarnya.
Ia menuturkan persoalan yang mendasari terjadinya perdebatan. Lantaran, ia tidak terima oknum yang bersangkutan justru memerintahkan anak buah konsultan pengawas tersebut untuk mengerjakan pekerjaannya yang sebagai kontraktor. Di mana hal tersebut dinilai tidak sesuai tupoksi yang seharusnya.
“Karena saya bilang ke dia, ini konsultan ini saya gaji untuk kerja buat saya bukan buat bapak, itu yang saya tegaskan ke dia” tegasnya.
Sehingga oknum yang bersangkutan tidak terima dan tersulut emosinya hingga melakukan pemukulan. Kemudian, Zamhir kini telah menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan persoalan tersebut karena tidak terima. Kejadian tersebut nyaris mengancam nyawanya. Di mana saat ini laporannya telah masuk ke Polsek Gerung. Dan setelah melakukan pelaporan kemudian dirinya divisum.
“Setelah di visum saya diobati, tapi ini hasil visumnya belum keluar”sebutnya.
Sementara itu, pihak kontraktor proyek tersebut saat dihubungi melalui sambungan telepon yaitu A membantah adanya peristiwa tersebut.
“Ndak ada itu, ndak ada pemukulan” katanya singkat.
Saat dikonfirmasi terkait sudah masuknya laporan ke pihak kepolisian, dia justru tidak memberi jawaban apapun dan hanya mengatakan bahwa sedang ada acara, sehingga tidak bisa diganggu.
Namun ditanyakan terkait progres pembangunan proyek tersebut, A mengaku bahwa sejauh ini tidak ada kendala. Bahkan proyek tersebut telah selesai dan telah dilakukan penyerahan (PHO).
“Kita sudah lakukan penyerahan 17 November kemarin” katanya.
Namun, Kapolsek Gerung, Iptu Syaripuddin Zohri mengaku bahwa pihaknya telah menerima laporan atas peristiwa tersebut.
“Laporannya sudah masuk dan kita sudah lakukan pemeriksaan terhadap para saksi” sebutnya.
Pihaknya akan tetap menindaklanjuti persoalan tersebut. Namun saat ini, pihaknya belum dapat memberikan penjelasan lengkap terkait kronologi, lantaran masih mengumpulkan keterangan para saksi.
“Apakah ini nanti memenuhi untuk naik ke tahap selanjutnya, kita akan lakukan penyelidikan dulu apakah memenuhi unsur atau tidak” imbuhnya.
Dalam hal ini, hasil visum pun turut menjadi hal untuk memenuhi kelengkapan penyelidikan.