Mataram (Inside Lombok) – Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menyurati pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terkait mahalnya harga tiket pesawat. Pasalnya, kenaikan harga tiket salah satu moda transportasi itu dikhawatirkan berimbas bagi pengembangan pariwisata di daerah.
Gubernur mengatakan, dalam surat tersebut Pemprov NTB meminta bantuan untuk persoalan harga tiket yang masih mahal. “Kita sudah bersurat kepada pemerintah kementerian pariwisata untuk membantu ini,” katanya.
Kondisi ini tidak saja menjadi keluhan Provinsi NTB, melainkan juga provinsi lain di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Selain mahal, jumlah penerbangan yang juga cukup sedikit. “Makanya kita bikin surat tanda tangani dua hari yang lalu. Sudah kita berkirim surat,” tegas Gubernur.
Menurutnya, pengembangan pariwisata akan sulit dilakukan jika harga tiket masih mahal. Terlebih lagi KEK Mandalika sudah ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DSPS). Keberadaan sirkuit Mandalika juga akan menjadi lokasi pelaksanaan event-event otomotif baik secara nasional maupun internasional.
“Kita tidak bisa ngomong pariwisata kalau tiketnya mahal. bukan hanya mahal susah lagi,” keluhnya.
Sebelumnya Ketua Asosiasi Travel Indonesia (Astindo) NTB, Sahlan M. Saleh mengeluhkan kenaikan harga tiket pesawat luar biasa tinggi. Sehingga berdampak besar terhadap industri pariwisata NTB. Di mana banyak tamu yang sudah booking liburan ke Lombok, terpaksa harus menunda liburannya lantaran biaya yang harus dikeluarkan bertambah besar dari anggaran yang sudah disiapkan jauh sebelumnya. Ditambah lagi kebijakan, bagi pelaku perjalanan harus sudah vaksin booster, jika tidak harus tes PCR.
“Sebenarnya, kita memaklumi kenaikan tiket pesawat itu sah-sah saja. Tapi ya jangan terlalu tinggi sampai 200 persen begitu. Karena tiket pesawat mahal ini sudah pasti pariwisata NTB yang baru mulai bangkit, akan tergerus lagi anjlok,” ungkapnya.
Sahlan menyebut harga tiket saat ini sudah kelewatan tinggi. Pasalnya harga tiket pesawat Lombok-Bali yang sebelumnya berkisar Rp300 – 500 ribu, kini sudah di angka Rp 1 juta. Serupa, harga tiket Surabaya – Lombok sudah tembus di angka Rp1,2 juta. Padahal sebelumnya hanya Rp400 – 500 ribu. Begitu juga kenaikan harga tiket Jakarta – Lombok sudah di angka Rp1,5 juta, dari harga sebelumnya berkisar Rp700 – 900 ribu.
Sahlan berharap pemerintah daerah dan pusat bisa memberikan kebijakan, agar kenaikan harga tiket pesawat ini tidak terlalu tinggi signifikan di tengah perjuangan membangkitkan pariwisata yang sempat terpuruk dampak pandemi Covid-19 lebih dari dua tahun lamanya.
“Pariwisata kita baru mulai bangkit setelah pandemi Covid-19. Tapi gara-gara harga tiket melambung tinggi satu bulan belakangan ini, kunjungan mulai anjlok,” katanya. (azm)