Mataram (Inside Lombok) – Prospek investasi NTB di 2023 disebut cukup baik. Ada beberapa investasi menunjukkan kepastian investasinya dan siap dijalankan. Berbagai investasi itu diharapkan bisa mengejar proyeksi realisasi investasi NTB dari pemerintah pusat sekitar Rp22 triliun, dan target RPJMD sekitar Rp17,8 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) NTB, Mohammad Rum menyebutkan proyeksi realisasi investasi di 2023 sebesar Rp22 Triliun. Kontribusi untuk bisa memenuhi target yang dirasa cukup besar tersebut berasal dari KEK Mandalika, industri tambang, serta adanya kereta gantung pada tahun pertama. Kemudian ada pembangunan hotel Kempinski di Lombok Barat dan beberapa investasi konkret lainnya.
“Ada pabrik tepung tapioka di Lunyuk. Kita mulai penjajakan pabrik pakan dan peternakan sapi ada di kawasan Samota. Kemudian di Gili Petagan dan Gili Banta, insyaallah itu yang kongkret dan ada tanda-tandanya di 2023,” ujar Rum, Rabu (11/1).
Diakuinya memang untuk mengejar target realisasi investasi Rp22 triliun dari pusat memang cukup berat. Namun pemerintah NTB mengusahakan minimal target RPJMD 2023 untuk realisasi investasi sebesar Rp17,8 triliun bisa terpenuhi.
“Ini juga cukup lumayan insyaallah bisa terkejar. Kita tidak tahu bisa-bisa mendadak ada kejutan, ketemu dengan investor yang serius dengan modal yang banyak,” terangnya.
Untuk bisa memenuhi target realisasi investasi 2023, Pemprov NTB dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan kabupaten/kota, memastikan pembagian target realisasi Investasi Rp22 triliun tersebut ke mana saja.
“Kita sebar ke 10 kabupaten/kota, mana kira-kira yang menyanggupi untuk memenuhi sebagai target mereka,” ucapnya.
Sementara itu, untuk realisasi investasi di 2022 pada triwulan III capaiannya sudah melampaui target di RPJMD Rp15,4 triliun. Namun masih ada hutang terhadap target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat yang Rp18,5 triliun.
“Kita masih kekurangan Rp3 triliun lebih. Kita punya saving ada di ITDC yang belum terlaporkan di triwulan III sebesar Rp2,8 triliun, sehingga nanti di tambah dengan di smelter, Sumbawa Timur Mining dan sektor yang kecil. Insyaallah kita bisa mencapai target Rp18,5 triliun,” jelasnya. (dpi)